-->








Ini Solusi Irwandi Yusuf Atasi Defisiensi Listrik Aceh

29 Mei, 2017, 01.55 WIB Last Updated 2017-05-28T19:06:29Z
BANDA ACEH - "Daripada memaki gelapnya malam, mari diam2 menyalakan lilin sambil menunggu listrik hidup lagi".

Demikian salah satu kalimat jawaban Irwandi Yusuf menyikapi defisiensi arus listrik di Aceh.

Ya, mati lampu adalah masalah klasik yang sering dialami masyarakat Aceh beberapa tahun terakhir.

Gubernur Aceh terpilih, Irwandi Yusuf memberikan secercah harapan untuk mengatasi defisiensi arus listrik di Aceh kedepan yang ditulis dalam laman facebooknya, Senin (29/05/2017).

Berikut status facebook Irwandi Yusuf:

DEFISIENSI ARUS LISTRIK DI ACEH

Kekurangan suplai listrik utk Aceh bukanlah barang baru. Janji demi janji sudah sering kita dengar mulai dari tahun alif hingga sekarang tahun waw. Tapi kita tetap harus bilang wow, hoiii, dan &)!&&&$(.

Sesungguhnya defisiensi listrik itu bukan terletak pada siapa GM PLN. Dia pun merupakan korban dari janjinya yang terpaksa itu. Kecukupan arus listrik terletak pada kecukupan pembangkit listrik dan kehandalan jaringannya. Aceh sekarang memproduksi 280 MW listrik, sedangkan kebutuhan Aceh waktu peak hour adalah 330 MW. Aceh memerlukan injeksi dari Sumut sebesar 50 MW pada saat beban puncak (peak hour). Injeksi listrik dari Sumut pun ternyata tidak sampai 50 MW karena saat peak hour di Aceh di Sumut pun sedang peak hour. Lalu apa yang terjadi ketika semua saklar dihidupkan? Yang terjadi adalah ketidakcukupan arus listrik, bisa2 travo terbakar. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka PLN melakukan pemadaman. 

Saya berandai2. Andaikata proyek Panas Bumi Seulawah yang saya persiapkan 7 tahun uang lalu, dan bahkan sudah memperoleh dana hibah USD 10 juta dari Jerman dan jaminan pembiayaan dari KFW Bank, diteruskan oleh pengganti saya, Aceh tentu sudah tidak perlu menunggu surplus arus listrik dari Sumut.

Jawabannya adalah:

1. Menghidupkan lagi proyek Geothermal Seulawah yang mati suri. Butuh waktu 3 tahun. 
2. Menunggu arus listrik 250 MW dari KEK. 
3. Progaram baru: Geothermal Geureudong.  5 tahun. 
4. PLTA Peusangan 1 & 2, 85 MW.  1 tahun. 
5. PLTA Jambo Aye, 100 MW. 5 tahun. 
6. PLTA di beberapa tempat lainnya sekitar 500 MW dalam waktu 10 tahun. 
7. Daripada memaki gelapnya malam, mari diam2 menyalakan lilin sambil menunggu listrik hidup lagi.

Tapi, dalam waktu maksimal 2 tahun lagi pemadaman listrik di Aceh akan berhenti.

Dan saya pun ada melihat kemungkinan Aceh akan berpeluang punya listrik mandiri, the PLA. Amin.[Red]

Ket: PLA (Pembangkit Listrik Apung)
Komentar

Tampilkan

Terkini