-->








Atribut Dua Versi, Aksi Demo di Simeulue Nyaris Ricuh

12 Juli, 2017, 00.34 WIB Last Updated 2017-07-12T07:31:53Z
SIMEULUE - Puluhan peserta unjuk rasa kejar-kejaran  dan nyaris ricuh dengan para demonstran lainnya di depan Kantor Bupati Simeulue, Selasa siang (11/07/2017) sekira pukul 12.00 WIB.

Hal ini berawal saat para demonstran yang sedang memasuki kawasan taman pendopo Bupati Simeulue bertemu dengan para peserta demonstran lainnya dengan menggunakan atribut yang berbeda.

Dalam atribut tersebut bertuliskan tentang permintaan masyarakat Simeulue untuk mengusut dugaan ijazah palsu milik Alfridawati yaitu Wakil Bupati Simeulue terpilih dan kasus korupsi mantan Bupati Simeulue Darmili versi KPK serta kasus pembangunan tugu NKRI yang selama ini terbengkalai.

Saat melihat para demonstran membawa atribut yang mampu menjadi senjata makan tuan, penggerak unjuk rasa Zulianto beserta puluhan lainnya melakukan penyerangan yang mengakibatkan terjadinya aksi kejar-kejaran, beruntung Kepolisian cepat mengamankan lokasi.
Kepada LintasAtjeh.com, Johan Jalla sebagai peserta demo mengaku bahwa aksi unjuk rasa tersebut tidak sehat dan tidak independen. Menurutnya aksi demo tersebut hanyalah untuk kepentingan sepihak dan merusak suasana tentram di Simeulue.

"Kami masyarakat diimbau untuk mendemo pemerintahan saat ini, padahal pemerintahaan lama dan yang akan datang sudah jelas kasusnya. Terus kenapa kami malah di intervensi dan dilarang menyampaikan aspirasi kami tentang kasus-kasus yang lama dan yang baru, ini sangat jelas sekali bahwa aksi demo ini untuk kepentingan politik," ungkapnya.

Tonton video:
Dalam aksi unjuk rasa, para demonstran yang mengatasnamakan masyarakat dan mahasiswa Simeulue menuntut kepada DPRK Simeulue untuk membubarkan PT.Kasama Ganda yang saat ini beroperasi pada perkebunan kelapa sawit daerah Simeulue dan mengusut tuntas masalah ijazah palsu yang saat ini terjadi, serta masalah proyek yang selama ini terbengkalai.[FIR]
Komentar

Tampilkan

Terkini