-->



Tanggapan PSI Soal Kelangkaan Garam di Aceh Selatan

08 Juli, 2017, 18.39 WIB Last Updated 2017-07-08T14:45:08Z
ACEH SELATAN - Dewan Pimpinan Derah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Aceh Selatan, menyayangkan kondisi langkanya garam sebagai bahan kebutuhan pokok masyarakat 4 hari terakhir. Mengingat Aceh Selatan sebagai daerah pesisir laut Hindia ternyata masih mengalami kelangkaan garam.

Sebagaimana diketahui, saat ini memang di Kabupaten Aceh Selatan sedang terjadi kelangkaan garam yang merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok masyarakat. Kelangkaan ini sudah terjadi 4 hari yang lalu dan hampir merata di seluruh kecamatan yang ada di Aceh Selatan.

Ketua DPD PSI Aceh Selatan, Sariman Arma, S.Sos, menyatakan bahwa persoalan kebutuhan pokok seperti garam untuk konsumsi rumah tangga termasuk dalam ketahanan pangan yang mestinya dapat disikapi dengan baik oleh pemerintah daerah.

"Garam untuk rumah tangga pun kita tak mampu sediakan. Ini tentu logika yang sulit difahami, kita ini daerah yang dari ujung ke ujung memiliki garis pantai, tapi tak mampu mendirikan industri garam untuk kebutuhan konsumsi" ungkap Arma melalui siaran persnya, Sabtu (08/07/2017).

Menurut Arma, selama ini masyarakat Aceh Selatan secara ekonomi banyak tergantung dengan Medan (Sumut), bahkan sebagian besar sayur mayur dan kebutuhan pokok lainnya datang dari Medan. Dulu diberbagai kecamatan ada petani garam tradisional, namun oleh kemajuan zaman, kalah bersaing dan gulung tikar.

"Kami khawatir jika tidak ada kemandirian ekonomi khususnya untuk kebutuhan pokok seperti sayuran, garam dll, Aceh Selatan sangat rapuh dan kemiskinan makin meningkat karena sektor kebutuhan pokok saja kita tak mandiri," ujar Arma.

Solusi yang bisa dilakukan menurut mantan aktivis SMUR ini, pemerintah bersama masyarakat serta dunia usaha mesti duduk bersama membucarakan strategi pemberdayaan ekonomi rakyat terutama untuk pangan dan industri kecil menengah yang dihidupkan menopang kebutuhan pokok masyarakat seperti garam.

"Banyak cara jika memang pihak terkait punya komitmen mengubah situasi tersebut. Toh, industri garam itu sebenarnya juga bukan industri yang terlalu canggih dan rumit asal ada kemauan pasti ada jalannya, kalau bicara ekonomi itu ya, bicara kemandirian," pungkas Arma.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini