-->








Ini Prediksi Iwan Djohan Tentang Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Kedepan

13 Agustus, 2017, 17.06 WIB Last Updated 2017-08-13T10:06:53Z
BANDA ACEH - Wakil Ketua DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan menjelaskan kepada media usai memimpin rapat koordinasi terkait data kemiskinan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, di gedung DPR Aceh, Jum'at (11/08/2017), mengenai prediksinya terkait jumlah penduduk miskin di Aceh setelah 20 tahun mengalirnya Dana Otonomi Khusus (Otsus).

"Pada tahun 2008 Aceh telah menerima Dana Otsus dari Pemerintah Pusat sebesar Rp.3,6 triliun, dan sampai 2017 dana yang telah diterima sebesar Rp.56,67 triliun. Sampai akhir masa penerimaan Dana Otsus tahun 2027 nanti, total penerimaan Dana Otsus lebih dari Rp100 triliun," kata Irwan Djohan.

Politisi Partai NasDem ini mengatakan, Dana Otsus Aceh bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Aceh pasca konflik puluhan tahunyang sangat besar dampaknya dalam pembangunan dan juga dalam upaya pengentasan kemiskinan.

"Tahun 2007 persentase kemiskinan di Aceh adalah 26,65 persen. Kemudian Dana Otsus mengalir pertama kali tahun 2008. Setelah lima tahun,yaitupada tahun 2012 persentasenya berkurang signifikan sebesar 7,19. Itu terjadi pada masa pemerintahan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar. Selanjutnya, pada lima tahun pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf jumlah penduduk miskin di Aceh berkurang dari 19,46 persen menjadi 16,89 persen,atau berkurang 2,57 persen," urai Irwan Djohan.

Lebih lanjut Irwan Djohan mengungkapkan optimismenya, bahwa Aceh yang saat ini memasuki era pemerintahan baru dibawah Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, akan mampu mengurangi lagi persentase kemiskinan secara signifikan. Ia memprediksikan pada saat berakhirnya Dana Otsus di tahun 2027 nanti persentase kemiskinan tinggalsatu digit saja, yaitu sekitar 9,57 persen.

"Setelah tahun 2027, Aceh tidak lagi menerima Dana Otsus dari Pemerintah Pusat. Saya perkirakan APBA kita nantitinggal sekitar Rp.7 triliun sampai Rp.8 triliun pertahun. Walaupun itu terasa berat untuk mencukupi kebutuhan pembangunan Aceh, namun dengan jumlah penduduk miskin yang hanya tinggal 9,57 persen saja. Maka sebenarnya Aceh sudah berada pada posisi yang sangat baik dibandingkan pada masa awal Dana Otsus kita terima," kata Irwan Djohan.

Menurut politisi kelahiran Kuala Simpang ini, bila prediksinya itu benar, maka jumlah penduduk miskin di Aceh selama 20 tahun bergulirnya Dana Otsus dapat berkurang sebesar 17 persen lebih, yaitu dari 26,65 persen pada tahun 2007 menjadi 9,57 persen pada tahun 2027.

Namun Irwan Djohan menyebutkan, prediksi itu hanya dapat dicapai jikaadanya dukungan dan kerjasama yang baik antara pemerintah provinsi dengan pemerintah di 23 kabupaten/kota.

"Prediksi itu sulit tercapai apabila minim dukungan dari bawah. Bahkan hingga ke pemerintahan ditingkat gampong harus ikut mewujudkannya. Akan sulit jika pemerintahan gampong tidak fokus bekerja untuk hal itu," katanya.

Irwan Djohan mencontohkan salah satu faktor penyebab sulitnya pengentasan kemiskinan di Aceh selama ini adalah karena tidak tepat sasaran bantuan yang diterima oleh masyarakat miskin di gampong-gampong.

"Contohnya penyaluran Raskin yang kini disebut Rastra (Beras Sejahtera),sampai saat ini masih banyak warga mampu yang ikut menerima bantuan beras subsidi itu, dan setelah diterima banyak yang dijual. Para keuchik harus betul-betul meyalurkannya kepada warga miskin sesuai aturan, yaitu 15 kilogram per keluarga miskin, jangan dibagi rata 5 kilogram termasuk untuk keluarga yang mampu," harap Irwan Djohan.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini