-->








“Sepiring Gule Kambing” Perekat Harmonisasi Babinsa dan Masyarakat Labuhanhaji

04 Agustus, 2017, 16.56 WIB Last Updated 2017-08-04T09:56:00Z
ACEH SELATAN - Prajurit dalam pelaksanaan tugas sebagai seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dan menguasai 5 kemampuan teritorial agar dapat berbaur dengan masyarakat.

Bukan hal yang mudah bagi seseorang untuk menguasai psikologi massa, namun Babinsa memiliki itu. Seperti halnya Serda Syarif yang merupakan Babinsa Koramil 02/Labuhanhaji Kodim 0107/Aceh Selatan senantiasa memegang semboyan atau pepatah "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung". Artinya dimanapun kita tinggal maka kita harus menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Maka akan tercipta keakraban dan keharmanosisan bermasyarakat.

Ini terlihat saat Serda Syarif melaksanakan kegiatan Binter untuk menghadiri acara kenduri di sebuah desa binaannya Pasar Lama, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (04/08/2017).

"Acara kenduri saya manfaatkan untuk momen silaturahmi dan pendekatan sehingga terjalin komunikasi sosial yang baik antara TNI dan rakyat," ujar Serda Syarif.

Dijelaskannya, acara kenduri merupakan adat dan tradisi masyarakat Aceh dalam setiap momen perayaan suatu kegiatan seperti kenduri gunung, kenduri turun ke sawah, kenduri laut, kenduri resepsi pernikahan, kenduri jerat (makam), kenduri sunah rasul dan masih banyak kenduri lainnya.

"Jadi, kalau memasak untuk kenduri yang menjadi khas adalah gule kambing, gule kerbau, bahkan kalau yang ekonominya dibawah maka mereka akan buat gule bebek," timpal Serda Syarif.

Berbicara masalah gule khas Aceh ini, Serda Syarif menyebutkan bahan pembuatannya terdiri dari rempah-rempah seperti kunyit, lada, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah dan rempah lainnya sebagai bumbunya.

"Kemudian, dimasak bersama buah nangka yang telah dicincang dan potongan daging. Memasaknya secara bersamaan dimana masyarakat berkumpul disekitarnya sambil menikmati secangkir kopi dan teh," sebutnya.

Salah satu warga Pasar Lama, Ahmad Jauhari yang mendampingi Serda Syarif makan gule kambing menuturkan ada hal yang unik dalam makan gule kambing di Labuhanhaji ini.

"Saat gulenya masak, warga dengan piring, baskom dan ember silih berganti mengambil di kuali bahkan sambil berebut. Kalau tidak berebut seakan tidak ada seninya dan tidak ramai," terang Ahmad Jauhari.

Ahmad Jauhari menambahkan, masyarakat bersama Babinsa Koramil 02/Labuhanhaji sudah begitu dekat dan akrab.

"Kenduri gule kambing ini salah satu wadah merekatkan kebersamaan dan keharmonisan TNI dan masyarakat," ujarnya.

Perlu diketahui, masyarakat Aceh sangat menghormati tamu tak terkecuali TNI, jika sudah makan gule dalam sepiring maka akan menjadi satu keluarga.  

"Ini merupakan suatu momen yang baik untuk mendekatkan diri dengan masyarakat sehingga tidak ada lagi jarak antara Babinsa dan masyarakat," katanya lagi.

Danramil 02/Labuhanhaji Kapten Inf Wahid menyampaikan hal yang sama bahwa Babinsa harus bisa merangkul masyarakat baik dari kalangan anak-anak, pemuda maupun orang tua.

"Terjalinnya silaturahmi yang baik merupakan awal keberhasilan seorang Babinsa dalam melaksanakan tugas membina masyarakat Desa Binaannya," tutur Danramil.

Kemanunggalan TNI dan rakyat semakin tidak dapat dipisahkan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kedepan tugas semakin berat dan komplek. Harapannya Babinsa akan menjadi ujung tombak serta mata dan telinga TNI AD dalam membangun sistem pertahanan semesta. Jayalah Babinsa, semoga rahmat Tuhan Yang Maha Esa selaku menyertainya," pungkasnya.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini