-->




Darwati A. Gani Ikuti Penjurian Dekranas Award di Jakarta

11 September, 2017, 09.57 WIB Last Updated 2017-09-11T02:57:14Z
IST
JAKARTA - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Darwati A. Gani mempersentasikan program kerja Dekranasda Aceh dalam kegiatan Penjurian Dekranas Award 2017 Bagi Pembina Teladan di Jakarta, Sabtu (09/09/2017) lalu.

Kegiatan itu merupakan rangkaian dari pelaksanaan Dekranas Award 2017 yang penganugrahannya dilakukan pada HUT Dekranas ke 37 pada 26 September 2017 mendatang.

Dekranas Award akan diberikan kepada perajin untuk karya kriya Indonesia terbaik, yang akan diberikan kepada mereka yang berprestasi mengembangkan kualitas, kreatifitas dan inovasi maupun desain baru sehingga menjadikan produk kerajinan tersebut mempunyai daya saing baik di pasar domestik maupun global.

Sedangkan pembina teladan diberikan kepada dekranasda provinsi berkoordinasi dengan dekranasda kabupaten/kota yang berhasil membina perajin yang dapat menghasilkan produk kerajinan unggulan daerah yang dikembangkan berdasarkan seni tradisi dan budaya lokal, sehingga dapat menjadi representasi dari daerah tersebut.

Dalam pemaparan program kerja dekranasda Aceh terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat bidang kerajinan, Darwati menyampaikan, setiap kabupaten/kota di Aceh sudah membentuk desa kerajinan yang setiap tahunnya pada saat rakerda dekranasda se-Aceh ditetapkan beberapa desa kerajinan terbaik.

Hasil kerajinan tersebut, lanjut istri Gubernur Aceh itu, juga mendapat promosi dan pemasaran melalui showroom-showroom dekranasda Aceh, pameran, bantuan bahan dan peralatan pendukung produksi kerajinan.

"Juga memberikan berbagai pelatihan untuk peningkatan kapasitas SDM perajin maupun peningkatan kualitas dan mutu produk kerajinan agar menjadi lebih bagus serta dapat bersaing di pasaran," ujar Darwati.

Dalam penjurian karya kriya terbaik Indonesia itu, Dekranasda Aceh mengirimkan produk unggulan berupa bordir kerawang, anyaman pandan yang merupakan salah satu produk warisan budaya yang terus dikembangkan baik dari segi desain, divertifikasi produk, peningkatan kualitas maupun finishing.

Sedangkan kerajinan batang kelapa menjadi salah satu produk unggulan dengan pemanfaatan limbah dari batang kelapa menjadi produk yg bernilai ekonomis.

Darwati juga menjelaskan, permasalahan yang sering dihadapi oleh Dekranasda Aceh dalam pembinaan adalah pada keterbatasannya dana pembinaan, ketersediaan bahan baku yang umumnya masih didatangkan dari luar daerah, kualitas produk belum seluruhnya memenuhi standar, desain, kemasan dan finishing produk masih perlu ditingkatkan.

Untuk meningkatkan pengembangan kerajinan Aceh kedepan, Darwati menyampaikan akan membuat Klinik kerajinan dengan konsep  berupa pelayanan konsultasi kerajinan baik itu konsultasi desain, finishing, pelatihan, promosi pemasaran serta menfasilitasi ketersediaan bahan baku untuk proses produksi kerajinan.

"Untuk mewujudkan semua itu perlu dukungan dan kerja keras semua stakeholder terkait serta komitmen  integritas yang tinggi dari pengurus dekrsnasda," ujarnya.

Sementara itu, saran dan masukan dari tim juri untuk pengembangan kerajinan di Aceh adalah agar menguruskan indikasi geografis (GI) untuk produk bordir kerawang, seiring dengan tumbuhnya investasi di sektor perhotelan agar dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memakmurkan perajin dengan menerbit perda yang mensyaratkan hotel-hotel agar dapat menggunakan kerajinan-kerajinan Aceh.

Dekranas Award ini hanya mengikutsertakan 17 provinsi dari 33 provinsi yang ada. Pada kegiatan tersebut Darwati turut didampingi ketua Dekranasda Bireuen dan Aceh Selatan.[Humas Aceh]
Komentar

Tampilkan

Terkini