-->








Peusaba Minta Penelitian Serius di Gampong Pande

14 September, 2017, 23.12 WIB Last Updated 2017-09-14T16:12:58Z
ACEH BESAR - Ketua Peusaba Mawardi Usman mengatakan  Gampong Pande hampir semua wilayahnya dalam hitungan meter memiliki nisan kuno baik yang nampak atau yang terkubur dalam tanah. Proyek Ipal yang dilaksanakan oleh Perusahaan Jakarta dari tahun 2015 hingga Februari 2017 dalam kedalaman 7 meter telah menemukan makam para ulama disana. 

Masyarakat disana menyebut makam ulama itu adalah Syeikh Jamaluddin As Samarqandi dari Samarkand Asia Tengah yang mungkin termasuk rombongan Syeikh Abdurrauf Seljuqk yang datang ke Banda Aceh tahun 495 hijriyah atau bisa jadi Syeikh Jamaluddin As Samarqandi yang membawa Islam ke tanah Jawa yang dikenal juga dengan Syeikh Jumadil Kubra (1310-1415). 

Masyarakat disana secara turun temurun telah diceritakan tentang ulama Samarqand yang makamnya  ada di dekat di gunongan sampah Gampong Pande. Hikayat Aceh menceritakan Sultan Johan Syah yang datang dari Negeri Atas Angin (Turkistan) menikah dengan Putri Raja Lamuri dan mendirikan Istana di Gampong Pande pada tanggal 22 Januari 1205 memerintah hingga 1234 kemudian anaknya naik tahta Sultan Riayat Syah pada tahun  1234 mendirikan Kota Masah di Indrapuri. 

Setelah Sultan Riayat Syah wafat 1267 Anak Sultan Ahmad Syah naik tahta dalam usia masih kecil. Menarik dicatat dalam tahun 1296 Sultan Mahmud Syah memindahkan Istana ke Darud Dunya. Tidak ada cerita sebab pemindahan Istana yang tiba-tiba dari Darul Makmur Gampong Pande ke Darud Dunya daerah Meuligoe sekarang. Para ahli memperkirakan karena tsunami yang melanda Aceh masa itu. 

Jika benar tsunami melanda aceh tahun 1296 maka wajar banyak makam tertimbun disana. Jika melihat pola pemakaman zaman dulu kalau makam ulama didirikan diatas bukit kecil yang tinggi 5-10 Meter bahkan ada yang 20 meter maka jika dalam kedalaman 7 Meter ditemukan makam maka bisa jadi dibawah makam lagi sekitar 5-10 meter ada kota kuno yang hilang ketika Tsunami melanda Banda Aceh dan menimbun kota tahun 1296. 

"Jadi Darud Dunya-dunya masa itu  pastilah dataran tinggi hingga air berhenti disana. Dan ketika Tsunami 2004, air juga berhenti di Taman Sari tidak sampai ke Meuligoe. Adalah langkah salah memindahkan makam ulama demi sebuah proyek pembuangan tinja apalagi ini adalah sebuah makam ulama yang tertimbun sejak lama," terang Mawardi Usman, Kamis (14/09/2017). 

Tarmizi A Hamid memberikan data kepada Peusaba tentang beberapa gempa besar yang melanda Aceh salah satunya tahun 1790-an.  Apakah ada tsunami atau tidak? Tidak beliau jelaskan namun ini bisa menjawab tentang hilangnya para ahli perkapalan dan ahli lain dari Aceh yang luar biasa dengan tiba-tiba. Belanda mengatakan jauh sebelum Belanda datang ke Aceh tahun 1873 para ahli yang hebat telah hilang dari Aceh. 

Berbeda dengan sekarang yang dalam hitungan detik berita masuk. zaman dulu antar wilayah dekat saja susah mendapatkan berita. Banyak yang masih misterius tentang Gampong Pande dan kandungan di dalamnya makanya mendesak digunakan Teknologi  Georadar Scanning dan Topography. 

"Sebab bisa jadi dibawah Kota Kuno Merusah Pindi. Masih ada kuno lain yang terhubung ke zaman Lamuria Kuno, justru perlu digunakan satelit dan sistem lain yang dapat melihat sedalam 60 M isi yang ada dalam tanah kawasan Banda Aceh. Sebab seperti dalam Hikayat banyak kota kuno yang disebut termasuklah Indra Purwa yang tenggelam ke dalam laut," tutup Tarmizi A Hamid.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini