-->








Begini Reaksi Wali Nanggroe Saat Mengunjungi Makam di Lokasi Proyek IPAL

13 Oktober, 2017, 06.57 WIB Last Updated 2017-10-12T23:57:11Z
BANDA ACEH - Ketua Peusaba Mawardi Usman bersama Wali Nanggroe dan Pewaris Raja-raja Aceh mengunjungi Kompleks Proyek IPAL Gampong Pande. Para Pewaris Raja yang hadir antara lain Muammar Al Farisi, Tuan Putri Mehran, Sultan Alaiddin Saifullah Riayat Syah Raja Daya, Raja Meukuta Panglima Sagi XXVI Mukim, dll.

Dalam kunjungannya, Kamis (12/10/2017), Wali Nanggroe berderai air mata melihat nisan dan makam ulama di Gampong Pande dan berharap tempat ini dibangun oleh Pemkot Banda Aceh.

"Jika di luar negeri, ini akan sangat dimuliakan bahkan kalau diluar negeri patahan nisan saja sangat berharga sekali," terang Wali Nanggroe.

Sementara Tuan Putri Mehran menjelaskan bahwa Gampong Pande adalah pusat budaya. Beliau ingin kawasan ini dibuat sebagai kawasan penelitian yang berguna untuk generasi mendatang.

"Gampong Pande dan Gampong Jawa berbatasan dan bersaudara. Jadi mari bersama menjaga makam indatu," tutur Tuan Putri Mehran.

Sependengaran Mawardi Usman kalau Geuchik dan Tuha Peut Gampong Jawa pun merasa amat sedih bahwa makam ini kurang diperhatikan karena seharusnya proyek IPAL tanpa nurani dihentikan segera. Untuk itu, Peusaba meminta segera dibentuk Tim Pembenahan Gampong Pande dan Gampong Jawa sebab Gampong Pande adalah kawasan bekas tapak kerajaan Islam yang sangat megah di eranya.

"Disini pula panji-panji Islam ditegakkan hingga ke nusantara dan di kemudian hari istana hijrah ke arah daratan yang lumayan jauh dari pesisir pantai dikarenakan saat itu pernah terjadi tsunami," ulas Mawardi.

"Dan di kemudian hari juga dijadikan kawasan pandai besi, emas dan berbagai kerajinan tembaga. Sedangkan Gampong Jawa adalah tempat pembelajaran ilmu pengetahuan zaman dulu. Dan Wali Nanggroe amat mengapresiasi ini," tandas Ketua Peusaba.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini