-->




HT. Ibrahim Minta Pemerintah Aceh Alokasikan Dana PORA 2018

11 Oktober, 2017, 12.41 WIB Last Updated 2017-10-11T05:41:14Z
BANDA ACEH - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRA HT Ibrahim mengatakan proses pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh sudah mengarah kepada upaya-upaya untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Salah satu indikator yang dapat dilihat saat ini adalah dengan penyelenggaraan berbagai event, baik dalam bidang ekonomi, seni, budaya maupun di bidang olahraga.

Memang penyelenggaraan berbagai event khususnya bidang olahraga di suatu daerah dapat menjadi stimulan bagi tumbuh dan berkembangnya daerah tersebut.

Ia mencontohkan penyelenggaraan event berskala regional seperti SEA Games XVIII di Chiang Mai pada tahun 1995.

Menurutnya, tidak dapat dipungkiri event tersebut mampu mendongkrak berbagai kegiatan ekonomi dan pembangunan berbagai fasilitas umum dan olahraga di wilayah Thailand Utara, yang justru sebelumnya terpencil dan tertinggal. Begitu juga dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di berbagai daerah Indonesia.

"Semua kegiatan itu pada masanya telah mampu menggerakkan pertumbuhan dan perkembangan di daerah-daerah tersebut," kata politisi Partai Demokrat Aceh, kepada LintasAtjeh.com, Selasa (10/10/2017).

Dari perspektif itu, lanjut dia, Pemerintah Aceh telah pula menetapkan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, sebagai tuan rumah PON Aceh (PORA XIII) pada tahun 2018.

"Namun yang kita sayangkan adalah fakta bahwa sampai saat ini belum ada sedikitpun pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan event yang telah dijadwalkan pada November 2018 itu," ungkapnya dengan nada kecewa.

Oleh karena itu, pihaknya meminta Pemerintah Aceh segera mengalokasikan dana untuk pelaksanaan PORA yang sudah di depan mata.

Selain pengalokasian dalam APBA murni tahun anggaran 2018, dia juga meminta supaya dalam APBA-P tahun anggaran 2017 juga dapat dialokasikan sejumlah dana untuk mendukung pembangunan berbagai sarana dan prasarana olahraga yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

Menurutnya, sejak dibangun pada tahun 1970-an sampai difungsikan sebagai Ibukota Aceh Besar pada awal 1980-an pertumbuhan dan perkembangannya sangat lambat. 

"Jadi kita harapkan dengan terselenggarakan event olahraga empat tahunan ini, kota yang selama ini sangat akrab dengan pepatah hidup segan mati tak mau itu akan tumbuh dan berkembang dengan baik," ucapnya.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini