-->




Musannif: PPP Aceh Besar Tidak Ada Lagi Dualisme 

17 Oktober, 2017, 20.58 WIB Last Updated 2017-10-17T13:58:37Z
BANDA ACEH - Ketua  DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh Besar H. Musannif, SE, mengatakan tidak ada lagi dualisme kepengurusan di tubuh PPP. Terbukti  PPP yang dipimpin M. Romahurmuziy diterima oleh KPU saat mendaftarkanpPartainya  untuk menjadi peserta pada Pemilu 2019 mendatang. 

"Ini sudah jelas kenapa diterima, karena sudah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh KPU," katanya saat diwawancarai LintasAtjeh.com, di Banda Aceh, Senin (16/10/2017) kemarin.

Dihelaskannya, saya ditunjuk menjadi Ketua DPC PPP Aceh Besar dalam kondisi pecah yang begini rupa, partai membutuhkan sosok yang sudah menguasai pokok permasalahan.

"Saya pernah dua periode menjadi Ketua DPC di Aceh Besar, makanya dari DPP PPP memilih saya yang paling senior dan dianggap mampu memperkuat kembali partai yang sudah pecah, baik dari sisi Ketua DPC maupun di DPRK Aceh Besar,"  ucap Musannif.

Kedepan, kata dia, PPP Aceh Besar menargetkan satu Dapil satu kursi. Jadi kalau ada 5 Dapil 5 kursi itu target, supaya ada yang jadi pimpinan kedepan. 

"Diangkatnya saya sebagai Ketua DPC PPP Aceh Besar sudah melalui musyawarah dan mekanisme yang resmi. SK dikeluarkan oleh Ketua Umum PPP Pusat, bukan hanya sekedar dipanggil ketua," jelas Musannif.

Musannif menambahkan, PPP membuka pintu seluas-luasnya, semua saudara-saudara kita yang sudah bergabung. Di kubu sebelah pun, kita akan rangkul kembali.

"Siapapun yang ingin menjadi caleg silahkan, kita tidak membatasi hanya orang yang dalam struktur, terbuka untuk umum, apalagi tokoh-tokoh masyarakat," ujarnya.

Tandas dia, kita akan mengajak saudara kita mari bergabung dengan PPP. Kami menghimbau mari kembali kerumah besar ummat islam.

Jadi masalah dualisme ini, sambung dia, dengan pendaftaran partai politik sudah selesai, dengan satu kubu yang diterima mendaftar berarti selesailah permasalahan. Karena yang bisa ikut pemilu kedepan adalah PPP yang dibawah pimpinan M. Romahurmuziy.

"Kami tidak menyalahkan perpecahan di Jakarta. Perpecahan itu sudah terjadi dan kami kembali menghimbau, kembalilah ke rumah besar ummat islam. Kita tidak menutup kemungkinan di tingkatan manapun, misalnya ada anggota DPRA dari PA yang mau naik ke DPR RI menggunakan kendaraan PPP itu kita buka pintu. Apalagi para ulama yang basisnya di pesantren dan dayah," ungkapnya.

Masih kata Mussanif, kita akan terus menjalin hubungan pada para ulama, merekalah yang akan menjadi pembimbing dan pemberi- pemberi nasihat bagi kami.

"Saya harapkan anggota DPRK Aceh Besar Tgk. Ahmada masih bersama PPP kedepan," ungkap Musannif yang juga Wakil Ketua Komisi 7 Bidang Agama dan Budaya ini.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini