-->




Museum Tsunami Kembali Rintis Aksi Tanam 13.000 Pohon Tahap II!

15 Oktober, 2017, 13.37 WIB Last Updated 2017-10-15T06:37:09Z
BANDA ACEH - Sukses aksi penanaman 260 pohon dalam Indonesia Clean Up Day pada 8 Oktober lalu, Museum Tsunami Aceh bersama Forum Kolaborasi Komunitas (FKK) kembali merintis aksi penanaman pohon tahap kedua pada 29 Oktober mendatang. Gerakan aksi ini menjadi pembahasan khusus oleh Tim Aksi Penanaman 13.000 pohon dalam rangka memperingati 13 Tahun Tsunami Aceh di Lantai 2 Ruang Rapat Museum Tsunami Aceh, Sabtu (14/10/2017).

Dalam pembahasan tersebut, perwakilan dari puluhan komunitas dan LSM turut hadir menyuarakan ide dan masukan untuk aksi penanaman pohon tahap kedua ini. Aksi ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.

Dalam aksi tersebut, akan ditanam sebanyak 2.800 bibit pohon jenis cemara dan mangrove (bakau). Rencananya aksi penanaman pohon tahap kedua ini akan berkolaborasi dengan kegiatan Hari Sumpah Pemuda yang diadakan oleh Komunitas Pintu Aceh bertema "Dialog Publik Revitalisasi Peran Pemuda Saatnya yang Muda Untuk Indonesia", Minggu, 29 Oktober 2017.

"Kita sandingkan aksi penanaman pohon ini dengan kegiatan Sumpah Pemuda yang akan diadakan di Museum Tsunami Aceh. Sama halnya momen yang kita ambil ini seperti dalam kegiatan Clean Up Day yang lalu," ungkap penanggungjawab kegiatan, Pokja Pameran dan Event Museum Tsunami Aceh, Muhammad Daud.

Penanaman tahap kedua ini akan digelar di beberapa titik lokasi, yaitu Lampulo, Tibang, Gampong Pande dan Gampong Jawa.

"Ini kita sesuaikan dengan keadaan tanah di titik lokasi tersebut. Oleh karenanya kita putuskan dalam aksi kali ini yang akan kita tanam adalah cemara dan mangrove," jelas Cut Murnita, PIC Penanaman 13.000 pohon.

Kegiatan Aksi Penanaman 13.000 pohon ini merupakan gebrakan baru dalam upaya pencegahan bencana alam dan penghijauan sebagai warisan bagi generasi mendatang.

Zuchairiah alias Zoe, Penasehat FKK memaparkan bahwa aksi penanaman pohon ini tidak kita rasakan manfaatnya secara langsung, akan tetapi anak cucu kita nantinya yang dapat merasakan manfaat besarnya.

"Manfaat yang cukup besar akan kita rasakan tidak dalam satu atau dua tahun ini, tapi bertahun-tahun ke depan, anak cucu kita yang akan merasakan manfaatnya secara langsung," jelasnya.

Cut Murnita pun turut menambahkan, sebagai relawan penanaman pohon kita akan dapat merasakan 'kepuasan dan rasa bangga' ketika pohon tersebut hidup dan tumbuh menghijaukan kota Banda Aceh.

"Yakinlah nanti sekitar lima atau sepuluh tahun ke depan, kita akan ingat dan bangga bahwa pohon-pohon itulah yang dulunya kita tanam dan sekarang sudah tumbuh besar dan menghijaukan kota kita," ujarnya disela-sela pembahasan aksi penanaman 13.000 pohon yang akan terus dilaksanakan hingga 26 Desember 2017 mendatang.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini