-->








Tahun 2017, Pengunjung Museum Tsunami 706.646 Orang

02 Januari, 2018, 17.39 WIB Last Updated 2018-01-02T10:39:01Z
BANDA ACEH - Jumlah pengunjung Museum Tsunami Aceh pada tahun 2017 mencapai 706.646 orang. Pengunjung terbanyak berasal dari wisatawan nasional yakni 662.815 orang. Sementara pengunjung internasional 28.714 orang. Kunjungan terbanyak terjadi pada Mei, angkanya menyentuh 118.693 orang. Sedangkan pada Desember jumlahnya 79.459 orang. 

Koordinator Museum Tsunami Aceh Almuniza Kamal, S.STP, M.Si, menyebutkan, seharusnya jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada Desember. Di bulan ini banyak masyarakat datang ke museum untuk memanfaatkan liburan akhir tahun. Namun, peningkatan drastis terjadi pada Mei. Sebab, ada kegiatan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XV di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh. 

Pesertanya puluhan ribu orang. Di sela-sela mengikuti Penas, mereka mengunjungi Museum Tsunami Aceh. "Tingginya angka pengunjung menunjukkan bahwa Museum Tsunami Aceh masih menjadi salah satu destinasi wisata favorit," ujarnya, Selasa (02/01/2018) di Banda Aceh. 

Jumlah pengunjung dari kalangan pelajar didominasi oleh siswa sekolah dasar yaitu 4.918 orang. Sedangkan dari sekolah menengah pertama (3.092), taman kanak-kanak (2.816), sekolah menengah atas (1.524) dan mahasiswa (746). Bila dilihat dari mingguan, rata-rata jumlah terbanyak pengunjung pada Minggu, angkanya berkisar 2.000 hingga 6.000 orang. Agar jumlah pengunjung meningkat pada 2018, Museum Tsunami Aceh akan menggelar sejumlah pameran temporer dan Night at The Museum. 

"Jumlah pengunjung Museum Tsunami Aceh turut dipengaruhi oleh pergelaran acara berskala nasional maupun internasional di Aceh," sambungnya. 

Tambah dia, sejak 27 Juni 2017 Museum Tsunami Aceh memberlakukan tiket masuk gratis kepada pengunjung. Tujuannya untuk memunculkan angka jumlah pengunjung yang lebih akurat. Ini pula bentuk sosialisasi kepada pengunjung jikalau suatu saat tiket masuk berbayar diberlakukan. Ia turut menginformasikan bahwa sejak Maret 2017, museum ditutup pada siang hari, mulai pukul 12.00 hingga 14.00 WIB untuk menjaga keawetan peralatan maupun instrumen di dalam gedung Museum Tsunami Aceh. 

"Kebijakan seperti ini diberlakukan untuk mendukung Aceh sebagai daerah wisata islami. Museum ini merupakan wadah belajar tentang pengurangan risiko bencana alam. Dengan jumlah pengunjung yang sangat banyak setiap tahunnya, membuat kami bekerja semakin maksimal untuk melayani," tuturnya.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini