-->




Koalisi Masyarakat Aceh Desak PBB Soal Genosida Myanmar

06 April, 2018, 20.34 WIB Last Updated 2018-04-06T13:34:54Z
LANGSA - Sejumlah elemen sipil di Aceh mendesak lembaga  Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) untuk mengusut kasus dan menyelesaikan tragedi genosida yang terjadi terhadap etnis muslim Rohingya di Propinsi Rakhine (Arakan) Myanmar.

Juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Untuk Rohingya, Sukma M Thaher kepada LintasAtjeh.com, Jumat (06/04/2018), di Langsa menuturkan bahwa dunia internasional harus segera menyikapi persoalan konflik di Myanmar yang telah membantai ribuan etnis Rohingya.

"Kita mendesak PBB segera bersikap atas penderitaan muslim Rohingya di Myanmar, karena ini mengangkut hak asasi manusia," ujarnya.

Lanjutnya, persoalan dugaan genosida di Myanmar terus berlangsung lama dan tidak terselesaikan hingga saat ini. Buktinya, masih ada pengungsi imigran etnis Rohingya yang kembali terdampar di Aceh.

Sukma juga mendorong Pemerintah Indonesia untuk terus mengadvokasi persoalan Rohingya di forum-forum internasional. Hal ini, relevan dengan peran aktif politik luar negeri Indonedia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.

Disebutkan, Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Untuk Rohingya yang terdiri dari LSM Komunitas Rumoh Aceh, Seuramoe Institute, Piranti Bangsa, Lembaga Advokasi Rakyat dan Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM).

Sementara itu, pengamat politik Islam IAIN Langsa, Muhammad Munzir Yns, MAg menyatakan semua tindak kekerasan yang menimpa masyarakat Rakhain di Myanmar adalah tindakan yang mencederai kemanusiaan. 

"Apapun alasannya hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan oleh agama dan keyakinan manapun," katanya.

Menurut Munzir, jika dilihat dari pola tindak kekerasan maka tindakan tersebut dapat digolongkan pada kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusian, sehingga dapat disebut sebagai kejahatan paling serius (the most serious crimes).

Kemudian, genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan gross violation of human rights yang dikategorikan sebagai musuh umat manusia (hostis humanis generis). 

Karenanya, akademisi ini turut mendesak seluruh elemen internasional, PBB dan ASEAN untuk bersama lebih proaktif mencari langkah dan solusi dalam menyelesaikan tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi di Rohingya adalah tragedi kemanusiaan. Saya mengajak seluruh umat manusia diseluh penjuru bumi agar meletakkan tragedi etnis Rakhin dalam kaca mata kemanusiaan tanpa pernah tersekat dan terkotak oleh keyakinan tertentu," tegasnya.[Sm]
Komentar

Tampilkan

Terkini