-->




Pandangan Psikologi Mengenai Perselingkuhan

25 April, 2018, 14.14 WIB Last Updated 2018-04-25T11:42:10Z
IST
FENOMENA sosial yang sering terjadi saat ini adalah perselingkuhan, mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana pandangan psikologi mengenai perselingkuhan?

Arti dari peselingkuhan sendiri adalah perbuatan yang menyeleweng dan dipenuhi sikap tidak jujur kepada pasangannya dengan maksud ingin memenuhi perasaan senang bagi si pelaku perselingkuhan.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan, yaitu hubungan yang sudah tidak harmonis lagi dalam hubungan pasangan. Salah satu pasangan ingin mencari kepuasan emosional dan seksual.

Menurut pandangan psikolog eksistensial, Rollo May, setiap orang memiliki will atau keinginan yang besar karena ingin mencapai apa yang diinginkan dalam dirinya. Orang yang berselingkuh memiliki will dan kemampuan untuk memenuhi keinginannya agar dapat mecapai tujuan seksual tanpa adanya rasa cinta.

May memperkenalkan istilah daimonic. Daimonic adalah kumpulan macam-macam motif yang disebut daimon. Daimon meliputi kebutuhan rendah (kebutuhan dasar) seperti makan, minum dan seks serta kebutuhan tinggi seperti cinta.

Jika keseimbangan antar daimon dalam diri seseorang terganggu, maka orang tersebut dapat disebut “jahat”. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang berselingkuh keseimbangan daimon dalam dirinya terganggu.

Dampak yang ditimbulkan ketika salah satu pasangan tertangkap berselingkuh pastinya sebagai manusia kita memiliki rasa malu. Maka dampak pertama yang muncul ketika seseorang melakukan perselingkuhan akan merasa malu, baik yang melakukan perselingkuhan ataupun keluarga termasuk orang tua dan orang disekitarnya.

Lantas bagaimana dampak bagi pasangan yang diselingkuhi? Bagi pasangan yang diselingkuhi tentu saja ia merasa terkhianati dan tidak percaya lagi dengan adanya hubungan yang sempurna dalam keluarga.

Apalagi jika dalam keluarga mereka tidak ada masalah apapun tetapi salah satu pasangan melakukan perselingkuhan maka hubungan akan rusak dan berujung pada perceraian.

Penulis: Nadhira Aulia (Mahasiswi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Unsyiah)
Komentar

Tampilkan

Terkini