LANGSA - Sebahagian masyarakat Kota Langsa menilai pagelaran seni budaya dalam menyongsong Pemilu 2019 yang diselenggarakan Komisi Independen Pemilu (KIP) di Lapangan Merdeka, Jalan A Yani, Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota, Sabtu (21/04/2018) sangat bertentangan dengan syariat islam.
Hal tersebut disampaikan salah seorang masyarakat Kota Langsa yang enggan disebutkan namanya kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (21/04/2018) usai menyaksikan pagelaran seni budaya itu.
Pasalnya, selama ini Pemerintah Daerah menyerukan tidak adanya konser musik. Kemudian, masih terjadi tercampur penonton pria dan wanita, kendati sejumlah personel polisi syariat berada di lokasi acara.
Menurutnya, dalam mensosialisasikan Pemilu 2019 tidak semestinya mempertontonkan bercampur baurnya pria dan wanita dalam berjoget ria. Karena itu sangatlah bertentangan dengan hukum syariat islam yang selama ini digaungkan Pemerintah Aceh.
"Silahkan saja menggelar seni budaya di Kota Langsa, tetapi semestinya pihak KIP juga harus menjaga tentang aturan-aturan syariat islam," ungkapnya.
Yoesdinoer, wartawan senior Kota Langsa kepada LintasAtjeh.com mengatakan bahwa dari hasil pengamatannya lagu yang ditampilkan oleh Aphace 13 membuat pengunjung semua terhibur, namun kok aneh ada terlihat histeris terkesan seperti terkontaminasi dengan narkoba.
"Dalam acara tersebut ada diantara pengunjung yang terkesan mabok narkoba diteriknya sinar matahari," kata Yoesdinoer yang akrab disapa Buyung.
Sementara itu, Kasrun, Pokja Sosialisasi KIP Kota Langsa saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran dari KPU Pusat dan sudah berkoordinasi dengan Dinas Syariat Islam, Pemko Langsa serta pihak Polres Langsa.
"Kami telah berupaya untuk memisahkan antara pria dan wanita dalam kegiatan ini," ujar Kasrun melalui telpon selularnya kepada LintasAtjeh.com.
"Untuk ijin keramaian juga telah kami minta dari Polres Langsa. Acara berakhir pada pukul 17.30 WIB," pungkasnya.[Sm]
