-->




Ini Alasan Haji Uma Bantu 'Korban' Proyek Pokir Ngaco di Aceh Tamiang

06 Mei, 2018, 00.48 WIB Last Updated 2018-05-05T17:48:11Z
ACEH TAMIANG - Peninjauan yang dilakukan secara tiba-tiba oleh salah seorang Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau akrab dipanggil dengan nama sapaan Haji Uma ke parit atau saluran pembuangan air di kebun sawit milik warga yang berlokasi di Dusun Apok, Kampung Pangkalan, Kecamatan Kejuruan Muda, pada Jum'at (04/05/2018) siang, terlihat sangat melelahkan karena melewati medan yang lumayat berat dengan berjalan kaki yang jarak tempuhnya mencapai 2 (dua) kilometer.

Setibanya di lokasi yang beberapa bulan lalu pernah heboh oleh kegiatan normalisasi yang bersumber dari kegiatan Pokir TA 2017 milik salah satu Anggota DPRK Aceh Tamiang yang dikerjakan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena telah mengakibatkan bencana, menggelar dialog dengan para warga. 

Dalam dialog tersebut, disepakati secara bersama bahwa alat berat jenis eskavator akan dipinjamkan selama 3 (tiga) oleh pihak Dinas PUPR Kabupaten Aceh Tamiang dan untuk mendukung biaya operasional kerja, Haji Uma menyumbang BBM sebanyak 1 (satu) ton, menyumbang bantuan biaya tenaga operator untuk 3 (tiga) hari kerja. 

Selain itu, Haji Uma juga membantu biaya membeli sejumlah 10 pohon kelapa yang akan dijadikan jembatan agar mempermudah transportasi pengangkutan hasil panen kelapa sawit dari kebun milik masyarakat setempat.

Saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com, Haji Uma, bintang film komedian Aceh 'Umpang Breuh' yang lolos ke senayan dengan perolehan 136.964 suara tersebut mengatakan, dirinya mendapat keluhan dari masyarakat terkait munculnya dampak dari pengerjaan proyek normalisasi di saluran pembuangan air yang berada di kebun sawit, di Dusun Apok, Kampung Pangkalan.  


"Saya menerima keluhan dari masyarakat, makanya langsung melakukan tindaklanjut. Padahal Kamis (03/05/2018) kemarin saya berada di Aceh Tamiang dalam rangka rapat kerja dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang. Rencana hari ini akan menuju ke Lhokseumawe, tapi karena adanya laporan dari masyarakat, maka saya harus batalkan dulu keberangkatan ke Lhokseumawe," jelas Haji Uma.

Dan Haji Uma menambahkan, setelah mendapat keluhan dari masyarakat Kampung Pangkalan, dirinya langsung menghubungi Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon SH, untuk menanyakan tentang permasalahan yang sebenarnya.

Kemudian, kata Haji Uma, dirinya langsung diundang oleh Fadlon ke Gedung DPRK Aceh Tamiang, tepatnya di ruang kerja Fadlon, untuk berdialog langsung dengan melibatkan unsur masyarakat pemilik kebun sawit yang terkena dampak proyek normalisasi. 

Lanjutnya, dalam dialog bersama yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB tersebut, turut juga dihadiri oleh Anggota Komisi D DPRK Aceh Tamiang, perwakilan dari Dinas PUPR serta Direktur Eksekutif LSM LembAHtari Sayed Zainal M.SH. 

Setelah selesai proses dialog, kemudian muncul kesepakatan bahwa selesai shalat fardhu Jum'at akan meninjau langsung ke lokasi di Dusun Apok, Kampung Pangkalan.   

"Alhamdulillah, sekarang sudah terlahir kesepakatan bersama dengan pihak masyarakat Kampung Pangkalan yang terkena dampak proyek normalisasi," demikian ungkap Haji Uma.[ZF]
Komentar

Tampilkan

Terkini