-->








Menjelang 11 Hari Pilkada Serentak 2018, Waspadai Kampanye Hitam!

16 Juni, 2018, 21.43 WIB Last Updated 2018-06-16T15:17:07Z
DEPOK11 hari lagi atau pada 27 Juni 2018 nanti, Pilkada Serentak akan dilaksanakan di 171 daerah. Inilah Pilkada Serentak terbesar dalam sejarah Indonesia dengan 512 pasangan calon sebagai pesertanya.

Pengamat media sosial dari Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomaso) Hariqo Wibawa Satria mengingatkan bahwa seperti piala dunia setiap tim sukses akan berusaha menjadi pemenang. Menurut Hariqo, 512 pasangan dalam Pilkada 2018 ini tentunya punya tim media, kantor tim sukses mungkin tutup, ruangan tim media sosial mungkin terkunci, namun produksi dan distribusi konten jalan terus, tiada libur bagi tim sukses sejati.

"Libur lebaran adalah waktu yang tepat untuk memproduksi, menyebarkan berbagai konten (tulisan, video, infografis, dll). Itulah mengapa para produser film berebut agar film mereka tayang di bioskop saat libur lebaran. Karena itu juga banyak imbauan agar di masa libur ini, kita mengunggah lokasi wisata, kuliner, produk lokal, potensi daerah lewat medsos," kata Hariqo Wibawa Satria di Depok, Sabtu (16/06/2018).

Hariqo menambahkan, umumnya libur lebaran dimanfaatkan dengan silaturrahmi, kumpul-kumpul santai, halal bi halal, nonton piala dunia, dll. Berbagai capaian pemerintah baik pusat maupun daerah, kritikan dan tawaran oposisi akan menjadi topik hangat perbincangan di sela-sela obrolan kapan nikah, anaknya sudah berapa, mana THR dll.

"Saat libur lebaran inilah kita diuji, apakah seruan semua pihak untuk melawan hoax, fitnah, kampanye hitam dan penyalahgunaan isu SARA mampu kita amalkan. Bagi yang muslim, puasa kita bisa dikatakan gagal jika kita memproduksi dan menyebarkan berita bohong, karena tujuan puasa adalah takwa yang berarti takut kepada Allah SWT. Ingatlah kisah seorang yang tak pernah membunuh, namun tetap masuk neraka, ia protes mengapa dirinya ditempatkan bersama para pembunuh, sedangkan ia tidak pernah membunuh satu nyawapun di dunia. Malaikat menjawab, engkau memang tidak pernah membunuh, namun orang saling membunuh akibat fitnah yang engkau lakukan," jelas Hariqo.

Hariqo yang juga alumnus S-2 jurusan Diplomasi Universitas Paramadina ini mengingatkan bahwa konten fitnah untuk jangka pendek mungkin menguntungkan kandidat kita, namun untuk jangka panjang akan merusak persatuan keluarga besar bangsa Indonesia. Sebuah fitnah bisa memundurkan bangsa kita hingga 100 tahun bahkan lebih.

Sebab itu Hariqo menyarankan agar setiap media sosial menjaga rapat redaksinya dari godaan setan yang terkutuk. Diantara rekomendasi diskusi komunikonten, kata Hariqo adalah setiap konten yang diproduksi tim sukses sebaiknya diberikan identitas atau kode tertentu, guna menghindari konten tak bertuan yang bisa bikin ribut, selain masyarakat juga bisa menilai, tim medsos kandidat mana yang paling keren dan kreatif kontennya.

Setiap tim media sosial kandidat dalam Pilkada Serentak 2018 harus berkompetisi memenangkan kandidatnya, itu pasti. Namun tim media sosial kandidat juga harus berkolaborasi menjaga keutuhan NKRI dengan melawan fitnah dan penyalahgunaan isu SARA, tidak hanya saat Pilkada namun sampai kapanpun. Pilkada Serentak lebih dari sekadar ujian berdemokrasi, namun juga ujian dalam berbangsa dan bernegara.

"Dalam libur lebaran ini dan jelang Pilkada serentak, mari periksa kebenaran konten-konten politik yang hadir di telepon genggam kita masing-masing. Jangan lupa promosikan juga lokasi wisata, kuliner, produk lokal di daerah kita lewat medsos. Selamat mengunggah konten liburan anda lewat media sosial," ajak Hariqo Wibawa Satria.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini