-->








Ikan Mati di Sungai Peutoe, Benarkah Bukan Karena Limbah Pabrik PTPN I ??

15 Juli, 2018, 03.02 WIB Last Updated 2018-07-15T05:54:10Z
ACEH UTARA – Masyarakat Desa Persiapan Buket Seulamat, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara langsung nyebur ke Sungai Peutoe untuk mengambil berbagai jenis ikan yang mati dan timbul kepermukaan, Jum'at (13/07/2018) kemarin. 

Menurut pengakuan Geuchik (Kepala Desa_red) Persiapan Buket Seulamat, Saifuddin, kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2016 lalu, dimana ikan-ikan tersebut mati diduga akibat bercampurnya air sungai dengan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PTPN I Kebun Cot Girek. 

"Namun, kami tidak dapat memastikan apakah penyebab kematian ikan kali ini disebabkan limbah pabrik atau akibat diracun oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ungkap Saifuddin kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (14/07/2018). 

“Tetapi kejadian ini sama persis yang terjadi pada tahun 2016 lalu," imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Personalia Umum (APU) atau Humas PKS PTPN I Cot Girek, Abdul Muthaleb saat ditemui LintasAtjeh.com di area kolam limbah membenarkan jika saat ini sedang terjadi kebocoran pada pipa yang mengalirkan ke beberapa penampungan limbah. Namun ia mengatakan bahwa bocornya pipa tersebut tidak ada kaitannya dengan banyaknya ikan mati di Sungai Peutoe itu. 

“Tidak ada kaitannya bocornya limbah dipenampungan ini dengan kematian ikan di sungai tersebut," katanya. 
"Terkait adanya kebocoran limbah, kami telah berupaya membendung saluran limbah di sekitar penumpang agar tidak meluas ke lingkungan masyarakat," akunya seraya menunjukkan beberapa penampungan limbah pabrik.

Thaleb menjelaskan bahwa kebocoran bukan terjadi pada penampungan, melainkan bocor pada pipa yang mengalirkan limbah dari pabrik ke kolam yang lokasinya tak jauh dari Pabrik. 

“Begitu tau bahwa ada pipa yang bocor, kami langsung menanggulanginya. Sehingga hal ini tidak meluas ke lingkungan masyarakat. Jadi, kematian ikan tersebut tidak ada kaitannya dengan bocornya limbah disini,” ungkapnya. 

Saat ditanya tentang sisa limbah pada saluran sekitar pabrik dan penampungan, Thaleb menyebutkan bahwa itu bukanlah limbah murni melainkan sisa-sisa buih limbah yang sempat mengering kemudian tergenang kembali oleh air hujan.

“Kebocoran limbah ini tidak mengalir kemana-mana dan hanya di seputaran kebun kita ini saja. kami dari pihak Managamen sudah berupaya untuk membendungnya sehingga tidak meluas," jelasnya. 

"Intinya yang masih tergenang di saluran sekitar penampungan itu bukan limbah murni, tapi tergenang akibat air hujan setelah sempat mengering sebelumnya,” tukas Abdul Muthaleb.[Pawang]
Komentar

Tampilkan

Terkini