-->




Ketua BEM FISIP Unsyiah: Pemerintah Jokowi Gagal Soal Melemahnya Nilai Tukar Rupiah!

03 Juli, 2018, 06.38 WIB Last Updated 2018-07-02T23:38:29Z
BANDA ACEH - Pada 2 Juli 2018 diketahui nilai tukar rupiah yang sebelumnya Rp.14.330 per dolar AS, pada hari ini ditutup melemah sebesar 60 poin, sehingga menjadi Rp.14.390. Melemahnya nilai tukar rupiah ini tentu akan membuat perekonomian Indonesia semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. BEM Fisip Unsyiah menilai pemerintah gagal akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut. 

Ketua BEM Fisip Unsyiah, M. Mauval yang juga Alumni Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) mengatakan ini merupakan sebuah tolak ukur kinerja pemerintah yang dinilai gagal dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia sehingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS anjlok yang hampir mencapai Rp.14.400. 

"Padahal sebelumnya pada awal tahun kemarin tepatnya pada 1 Januari 2018 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp.13.550," ungkapnya.

Mauval melanjutkan, jika kita menelisik data sejak 1 Januari 2018 hingga 2 Juli 2018 dapat dikatakan dalam waktu setengah tahun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot hingga mencapai Rp.840.

"Apabila kita melihat per hari, naik turunnya nilai tukar rupiah per poin kita tidak terlalu signifikan. Namun apabila lama kelamaan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin jauh tertinggal, karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih banyak naiknya dibandingkan dengan turunnya," urai dia.

Apabila permasalahan ini terus terjadi, lanjut dia, maka tidak menutup kemungkinan dalam waktu sekitar 5 tahun kedepan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mencapai lebih dari Rp.20.000.

"Selaku mahasiswa tidak banyak yang dapat kami lakukan selain menyuarakan dan memberi kritik terhadap permasalahan ini, dikarenakan yang membuat kebijakan adalah pemerintah," kata Mauval.

Selain itu, kata dia lagi, terus merosotnya nilai tukar rupiah juga akan berdampak pada dunia usaha serta berpangaruh kepada penurunan cadangan devisa.

"Saya berharap dalam waktu dekat pemerintah mampu meningkatkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sehingga di akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi nanti tidak diakhiri dengan catatan yang buruk terhadap perekonomian Indonesia," Harap Mauval.

Apalagi, menurutnya, Presiden Jokowi saat ini digadang-gadang akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2024. Ya, sudah seharusnya jika Presiden Jokowi ingin menang di Pemilu nanti tentu presiden jokowi juga harus mampu memberikan catatan yang baik di akhir pemerintahannya kali ini. 

"Bagaimana mau menjadi presiden lagi jika catatan di akhir pemerintahan Jokowi nanti buruk? Pasti rakyat akan sulit untuk memilihnya lagi," ketus Ketua Bem Fisip Unsyiah yang juga merupakan Aktivis Sosial Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) ini.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini