-->








Kiki Challenge Populer Karena Ada Motivasi "Pamer" Mobil

29 Juli, 2018, 00.33 WIB Last Updated 2018-07-28T17:33:40Z
DEPOK - Membuat video "Kiki Challenge" semakin digandrungi, setiap hari selalu ada video baru dari berbagai negara termasuk Indonesia. Banyak yang terhibur, meskipun aksi itu dinilai Polri berbahaya karena orang yang duduk di bangku penumpang bagian depan keluar lalu menari, sementara pengemudi merekam sambil mengemudi pelan.
 
Pengamat media sosial dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi mengatakan bahwa "Kiki Challenge" disukai karena memang masyarakat utamanya anak muda suka tantangan. Anak muda cenderung lebih melaksanakan tantangan ketimbang ajakan. Jika seorang Kepala Daerah mengatakan; saya tantang kalian untuk menciptakan lagu tentang daerah kita, maka potensi akan dikerjakan lebih besar ketimbang Kepala Daerah itu mengatakan saya mengajak kalian".
 
Selain itu Hariqo menambahkan "Kiki Challenge" populer salah satunya karena motivasi pamer mobil, meskipun dalam banyak video merek kendaraannya tidak diperlihatkan oleh si pengambil tantangan Kiki Challenge.
 
Sebagai "perlawanan" atas bentuk pamer ini, ada yang membuat video "Kiki Challenge" menggunakan bajaj, angkutan umum, bahkan sepeda motor, bahkan ada yang tidak menggunakan kendaraan sama sekali. "Niatnya ingin berbeda, namun sebenarnya ini kreatifitas yang bisa juga disebut pemberontakan," jelas Hariqo Wibawa Satria di Depok, Sabtu (28/07/2018).
 
"Dalam menyikapi sesuatu yang viral di internet, ada yang mencontoh persis seperti yang dilakukan banyak orang, ada juga yang kreatif. Jadi sisi positif dari berbagai tantangan ini adalah melatih orang berfikir kreatif dalam membuat konten. Tantangan untuk membuat video di media sosial akan banyak dilakukan orang jika tantangan itu memenuhi beberapa kriteria, diantaranya unik, lucu, menghibur, melibatkan aktivitas fisik. Semakin unik, semakin ekstrim, menghibur akan semakin digemari," tambah Hariqo.
 
Yang perlu diwaspadai adalah tantangan yang sifatnya tertutup serta terbatas, misalnya tantangan yang hanya diedarkan dalam satu komunitas. Misalnya tantangan berfoto di rel kereta api, tantangan berciuman, atau tantangan jahil yang biasa disebut prank. "Generasi muda perlu diberikan pengertian bahwa apapun yang diunggah di internet akan abadi selamanya, boleh jadi sosok yang di dalam video tidak masalah dengan keabadian konten, namun ia juga harus mempertimbangkan perasaan orangtuanya, anaknya kelak dan keluarga besarnya yang mungkin terganggu," jelas Hariqo.
 
Generasi Millenial Suka Tantangan


Berbagai tantangan membuat konten yang "aneh-aneh" tidak bisa dicegah, setiap orang dari belahan dunia manapun berpotensi menjadi inisiator. Tinggal diberikan muatan pendidikan atau pesan dalam tantangan tersebut.

Disini media mempunyai peran yang sangat strategis dalam artian, mana tantangan yang perlu disebarluaskan dan mana tantangan yang perlu dikoreksi atau diingatkan bahayanya.

Sisi positif lain yang patut ditindaklanjuti adalah, adanya keinginan remaja Indonesia untuk berpindah dari sekedar penyebar sebuah konten menjadi pembuat konten.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini