-->








6 Fakta Pembunuhan Ferin Anjani, SPG Cantik yang Dibakar Hidup-hidup

08 Agustus, 2018, 19.55 WIB Last Updated 2018-08-08T12:57:26Z
JAKARTA - Ferin Diah Anjani (21) seorang SPG asal Semarang ditemukan tewas mengenaskan di tengah hutan Jati, Desa Sendang Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora pada Rabu (1/8/2018).

Jasad Ferin ditemukan dalam kondisi hangus terbakar 100 persen.

Pihak kepolisian sempat kesulitan mengungkap identitasnya karena kondisinya sudah mengenaskan.

Berkat penemuan anting dan gigi kelinci korban, polisi akhirnya bisa mengungkap identitas dan penyebab kematian Ferin.

Terungkap kalau Ferin dibunuh oleh teman dekat prianya bernamm KAW (31) yang merupakan seorang manajer hotel di Semarang.

KAW dikenal sadis karena pernah melakukan kejahatan yang sama terhadap seorang wanita pada 2011 lalu.

Berikut 5 fakta soal pembunuhan Ferin Anjani oleh seorang manajer hotel dikutip dari Tribun Jateng.

1. Ditemukan Hangus di Hutan

Sebelumnya, jasad Ferin ditemukan di tengah hutan Jati, Desa Sendang Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora pada Rabu (1/8/2018).

Beruntung pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan menemukan anting dan gigi kelinci korban.

Dua barang bukti tersebut kemudian digunakan untuk mencari identitas korban.

Akhirnya jenazah korban dimakamkan di TPU Jomblang Blora karena identitas tidak kunjung terungkap.

2. Titik terang akhirnya muncul.

Dari hasil pencocokan laporan kehilangan di Polrestabes Semarang, keluarga korban mengenali anting dan foto gigi Ferin.

3. Kronologi Pembunuhan

Setelah menemukan identitas korban, pihak Polres Blora bergerak melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Polisi menyimpulkan kalau Ferin merupakan korban pembunuhan, tak lama setelah pengungkapan, polisi kemudian menetapkan seorang tersangka berinisial KAW (31), yang tidak lain adalah teman kencan korban.

Pria kelahiran Blora dan menetap di Semarang itu diringkus di tempat kerjanya, sebuah hotel di kota Lunpia pada Senin (6/8) pukul 22.30.

"Tidak lebih dari 24 jam setelah identitas korban diketahui, tersangka langsung diringkus oleh anggota Satreskrim Polres Blora dengan dukungan Jatanras Polda Jateng," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja saat dihubungi, Selasa (7/8/2018) dikutip dari Tribun Jateng.

Dihubungi terpisah Kapolres Blora AKBP Saptono memaparkan dugaan awal SPG berwajah cantik itu diajak berkencan oleh tersangka di sebuah kamar hotel di Semarang.

Setelah melakukan persetubuhan tersangka kemudian membuat korban tidak sadar.

Di saat itulah tersangka membunuh dengan cara mencekik korban.

Korban dianiaya di hotel di Semarang kemudian dibawa ke hutan Blora menggunakan mobil.

Korban lantas dibekap dan diikat kaki dan tangannya lalu dibakar.

Untuk menghilangkan jejak korban dibakar di hutan Jati di wilayah Blora.

4. Diduga Dibakar Hidup-Hidup

Dari hasil Autopsi sementara yang dilakukan Biddokes Polda Jateng didapati bahwa terdapat jelaga di tenggorokan gadis asal Semarang tersebut.

Hal itu bisa diduga bahwa ketika terbakar masih ada udara yang melewati tenggorokan.

Atau artinya Ferin masih bernapas saat dibakar oleh tersangka.

"Tapi itu belum bisa disimpulkan ya, karena saat ini masih akan ada pemeriksaan penunjang. Nanti penyidik yang akan memberitahu hasilnya, nanti saya kabari lagi," terang Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol Didiet Setiobudi, Rabu (8/8/2018).

Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa Ferin diikat tangan dan kakinya dengan sprei lalu dibakar.

"Dugaannya memang saat masih sekarat baru dibakar," tambahnya.

5. Motif Pelaku

Kapolres Blora, AKBP Saptono mengatakan, berdasarkan keterangan sementara dari pelaku, dia nekat menghabisi korban karena ingin menguasai harta korban.

Pelaku ingin menguasai perhiasan milik korban sehingga menganiaya dan membakar korban hidup-hidup.

Namun, polisi masih mendalami motif lain di balik pembunuhan tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan Satreskrim Polres Blora, korban dibakar hidup-hidup di lokasi kejadian.

"Sebelumnya temuan kami korban dibuang dan dibakar di lokasi terpisah, tetapi korban dibakar hidup-hidup di lokasi kejadian," ujar Kasat Reskrim Polres Blora AKP Heri Dwi Utomo.

Dia mengungkapkan, korban dianiaya di hotel di Semarang kemudian dibawa ke hutan Blora menggunakan mobil.

Korban lantas dibekap dan diikat kaki dan tangannya lalu dibakar hidup-hidup.

6. Ada Korban Lain

Dilansir Tribun Video dari Kompas.com, Kapolres Blora AKBP Saptono mengungkapkan, pembunuhan yang dilakukan tersangka KAW ternyata ada kaitannya dengan kasus yang terjadi pada 7 Agustus 2011 lalu.

Saat itu, penemuan mayat perempuan dengan ciri rambut kemerahan juga ditemukan oleh warga dalam kondisi hangus terbakar di petak 62-C, KPH Blora, masuk wilayah Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora.

Ternyata setelah ditelisik lebih dalam, KAW juga lah yang melakukan aksi tersebut.Setelah berhasil ditangkap oleh petugas, pelaku mengakui semua perbuatannya.

"Masih ingat kejadian pembunuhan kejadian pembunuhan di tahun 2011 lalu? Setelah dilakukan penyelidikan dan pengembangan, ternyata pelakunya sama. Pelaku ini sadis," ungkap Saptono kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).

Motif yang dilakukan KAW membakar perempuan dengan ciri rambut kemerahan lalu juga sama seperti motifnya membunuh FDA, yakni ingin menguasai harta korban.

Adapun harta yang diincar saat pembunuhan 2011 lalu yakni berupa mobil.

Sebelumnya, Ferin sempat pamit ke teman kosnya akan keluar bertemu dengan teman lelakinya.

"Saya dikabari teman kosnya di Siliwangi Residence dia keluar menggunakan taksi online, katanya tidak lama akan balik lagi, keluar cuma sebentar," terang KS, ibunda Ferin dikutip dari Tribun Jateng.

Ia pergi sekitar pukul 20.00, namun pada pukul 22.00 ponselnya sudah tidak bisa dihubungi. Kiswati kemudian menunggu kabar anaknya hingga tanggal 2 Agustus.

Tak kunjung mendapat kabar, hari itu ia kemudian memutuskan untuk membuat laporan kehilangan anak ke SPKT Polrestabes Semarang.

"Setelah laporan itu saya juga sempat buka berita lewat HP, ada mayat ditemukan di Blora, saya nggak nyangka kalau itu anak saya," bebernya.

Beberapa hari setelahnya, atau tepatnya Minggu (5/8/2018) ia mendapat telepon dari Kanit Reskrim Polsek Kunduran, Blora.

Anggota polisi itu menunjukkan barang bukti anting dan gigi kelinci korban.

"Saya yakin betul itu anting anak saya giginya juga saya yakin betul," bebernya.

Sehari setelahnya ia menjalani tes DNA untuk memastikan dan hasilnya memang cocok. Ia pun syok, tidak menyangka anaknya meninggal dengan cara yang tragis.

Ia bahkan tidak mengenal siapa teman Ferin yang tega melakukan pembunuhan keji tersebut.

"Nggak kenal, saya tanya teman-temannya juga nggak ada yang kenal," tegasnya.[TribunJateng.com/Kompas.com]
Komentar

Tampilkan

Terkini