-->




Mencekam! Kerusuhan Antar Warga Pro dan Kontra Bupati Pegunungan Bintang

03 Oktober, 2018, 22.36 WIB Last Updated 2018-10-03T15:36:21Z
JAYAPURA - Kerusuhan antar warga kembali terjadi di Oxibil Pegunungan Bintang Papua pada  02 oktober 2018 sekitar pukul 11.00 WIT. Aksi kerusuhan dan saling serang terjadi dengan menggunakan panah antara kelompok Yance Tapyor  kelompok yang menolak Bupati Pegunungan Bintang   Costan Otemka dengan kelompok Andy Balyo (pendukung bupati).

"Akibat perang antara kubuh Pendukung Bupati dan dan kubuh yang menolak Buti di Oxibil Pegunungan Bintang justru warga masyarakat Pendatang yang tidak terlibat dalam salah satu kubuh juga terkena imbas. Hal ini disebabkan karena kerusuhan terjadi di tengah-tengah pemukiman warga, mereka ketakutan sehingga mengungsi ke Koramil 1702-01/Oksibil," jelas Kapendam XVII/Cenderawasi Kolonel Inf Muhammad Aidi menjelaskan saat dikonfirmasi media, Rabu (03/10/2018).

Dijelaskannya, Anggota Koramil dipimpin oleh Danramil Kapten Inf Aprin dan Perwira Penghubung Pabung Kodam  XVII/Cenderawasi Mayor Inf Ardiyansa berusaha melindungi dan melayani masyarakat yang lari ke Korami minta perlindungan. Sekitar  300 orang mengungsi diantaranya sebagian besar wanita dan anak-anak ditampung di Koramil, menempati ruang kantor Koramil, aula dan musholla.

"Para pengungsi meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong, sementara para Baninsa yang jumlahnya sangat terbatas berusaha mengawasi dan mengamankan rumah-rumah warga untuk mencegah terjadinya aksi pengrusakan, pencurian atau penjarahan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan situasi," ujar Aidi.

Sejak kemarin hingga hari ini, kata dia,  para pengungsi makan dari logistik yg dikumpulkan oleh warga secara sukarela. Hingga saat ini belum ada bantuan dari pihak pemerintah. Koramil bergerak cepat mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan para pengungsi dan anggota koramil berperan sebagai tukang masak dibantu oleh masyarakat.

"Semalam suasana koramil seketika menjadi ramai dan gaduh dengan suasana tangis anak-anak yang tidak nyaman berada di pengungsian," katanya mengutip kisah Danramil.

Aidi menambahkan, saat ini yang menjadi kendala utama bagi pengungsi adalah MCK dan air bersih, serta kebutuhan Bayi. Koramil hanya dilengkapi beberapa toilet. Terpaksa kami membangun MCK darurat yang apabila digunakan dalam waktu cukup lama akan berdampak pada kesehatan warga.

"Mengenai korban jiwa atau luka-luka akibat kerusuhan, Kapendam mengaku tidak bisa memberikan keterangan. Kami belum mendapatkan laporan tentang korban karena anggota kami fokus melayani pengungsi, tapi rekan-rekan dari kepolisian telah bertindak untuk mengatasi kerusuhan tersebut,"  Aidi menuturkan.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini