Lintasatjeh.com - Ketua Forum Silaturahmi DPD II Partai Golkar se-Indonesia Muntasir Hamid meminta agar Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical berbesar hati untuk mundur dari rencana maju sebagai calon presiden Partai Golkar. Permintaan itu setelah melihat perolehan suara Golkar yang tidak memenuhi target pada pemilu legislatif 2014 berdasarkan hasil hitung cepat.
"Saya memohon dengan sangat kepada ketua umum supaya beliau lebih bagus mundur terhormat," ujar Muntasir saat menggelar jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Muntasir mengatakan, melihat hasil hitung cepat, peluang Golkar hanya bisa mengusung calon wakil presiden. Menurutnya, Ical tidak mungkin maju menjadi cawapres. Jika Ical tetap memaksa maju menjadi capres dan nantinya kalah, Muntasir khawatir hal itu dapat menghancurkan Partai Golka.
"Tetapi lebih memalukan lagi Kalau ARB misalnya maju (di Pilpres) dan kalah bertanding, ini artinya beliau kalah, sekaligus partai hancur," ujar Muhtadi.
Muntasir mengatakan, jika Ical berbesar hati memberi peluang kepada kader Golkar lain untuk menjadi cawapres, kata dia, banyak kader Golkar yang layak untuk diusung. Misalnya, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, atau Luhut Panjaitan. Namun, dia menyerahkan kembali kepada rakyat untuk menilai tokoh mana yang layak menjadi cawapres dari Golkar.
Menurut Muntasir, ada dua langkah yang bisa di ambil oleh Ical jika mundur menjadi capres. Pertama, Ical kembali kembali ke dunia bisnis. Jika kembali menjadi pengusaha nasional dan internasional, dia yakin Ical akan lebih berjaya. Kedua, jika jajaran DPP menyetujui, kata dia, Ical bisa menjadi king maker.
Terkait langkahnya ini, Muntasir tidak khawatir jika nantinya timbul kemarahan di tubuh Golkar. Menurutnya, Indonesia adalah negara demokrasi yang bebas mengeluarkan pendapat. "Lebih baik berbicara, berbuat, daripada diam," ujar Muntasir.[Kompas]
"Saya memohon dengan sangat kepada ketua umum supaya beliau lebih bagus mundur terhormat," ujar Muntasir saat menggelar jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Muntasir mengatakan, melihat hasil hitung cepat, peluang Golkar hanya bisa mengusung calon wakil presiden. Menurutnya, Ical tidak mungkin maju menjadi cawapres. Jika Ical tetap memaksa maju menjadi capres dan nantinya kalah, Muntasir khawatir hal itu dapat menghancurkan Partai Golka.
"Tetapi lebih memalukan lagi Kalau ARB misalnya maju (di Pilpres) dan kalah bertanding, ini artinya beliau kalah, sekaligus partai hancur," ujar Muhtadi.
Muntasir mengatakan, jika Ical berbesar hati memberi peluang kepada kader Golkar lain untuk menjadi cawapres, kata dia, banyak kader Golkar yang layak untuk diusung. Misalnya, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, atau Luhut Panjaitan. Namun, dia menyerahkan kembali kepada rakyat untuk menilai tokoh mana yang layak menjadi cawapres dari Golkar.
Menurut Muntasir, ada dua langkah yang bisa di ambil oleh Ical jika mundur menjadi capres. Pertama, Ical kembali kembali ke dunia bisnis. Jika kembali menjadi pengusaha nasional dan internasional, dia yakin Ical akan lebih berjaya. Kedua, jika jajaran DPP menyetujui, kata dia, Ical bisa menjadi king maker.
Terkait langkahnya ini, Muntasir tidak khawatir jika nantinya timbul kemarahan di tubuh Golkar. Menurutnya, Indonesia adalah negara demokrasi yang bebas mengeluarkan pendapat. "Lebih baik berbicara, berbuat, daripada diam," ujar Muntasir.[Kompas]