JAKARTA - Politikus senior PPP Bachtiar Chamsyah juga menyesalkan tingkah polah Romy Cs yang menggelar 'muktamar' di Surabaya.
Ditemui wartawan sehabis rapat dengan SDA dan Djan Faridz, di Jakarta, Senin (13/10), Bachtiar yang tokoh Parmusi itu mengatakan, Romy Cs telah terjebak skenario yang keliru. Mereka tidak sabaran dan terlalu kesusu.
Sebab menurut dia, sesuai aturan partai, muktamar PPP itu digelar sesudah terbentuknya pemerintahan yang baru atau pelantikan Jokowi-JK tanggal 20 Oktober 2014. Kalau dia gelar 'muktamar' tanggal 15 Oktober 2014, berarti langkahnya kesusu. Artinya memperlihatkan terlalu besar ambisi untuk mendapatkan jabatan dari Koalisi Indonesia Hebat.
"Saya menyayangkan muktamar itu dilaksanakan," kata Bachtiar.
Dia pun menyayangkan sikap Romy Cs yang berani melanggar aturan konstitusi partai hanya demi mengejar jabatan. Bachtiar mengatakan seharusnya Romy memetik pelajaran dari kesalahan yang pernah dilakukannya ketika mau melengserkan SDA yang gagal karena tidak sesuai aturan yang ada.
"SDA diangkat dalam muktamar dan hanya bisa dipecat oleh muktamar. Maka jika Romy memecatnya karena dianggap melanggar, itu hanya bisa dilakukan dalam forum muktamar," ujarnya.
Sedangkan pemecatan Romy oleh SDA menurut Bachtiar adalah sah dan kalau pun ingin membela diri ada forumnya yaitu di muktamar.
Dia pun mengkritik kesalahan Romy yang mundur dari Koalisi Merah Putih.
''Ini yang dia lupa. Romy dkk melanggar aturan partai. Kita nggak mau konstitusi partai ditabrak seenaknya seperti yang pernah saya lakukan. Kalau Romy mau melawan pemecatan dirinya, maka itu bisa dilakukan dalam sebuah forum di muktamar, bukan dengan memecat SDA. Partai memiliki konstitusi yang harus dihormati dan kader wajib menjaganya bahkan dengan mengorbankan darah seperti pada era orde baru dulu,'' tegas Bachtiar Chamsyah.
Dia pun menegaskan waktu pelaksanaan muktamar sebelum pembentukan pemerintahan baru dan materi yang belum dikirimkan kepada peserta muktamar 1 bulan sebelum muktamar digelar sebagai syarat yang diatur oleh AD/ART partai yang tidak bisa dipenuhi oleh Romy adalah skenario Tuhan.
Romy tidak bisa memenuhi itu karena menjual ideologinya untuk jabatan. "Ini sudah skenario Tuhan. PPP memiliki ideologi dan keyakinan terutama Islam yang tidak bisa dibeli dengan jabatan. Romy cs hanya mengejar jabatan tapi dengan cara menjual ideologi. Sebagai partai berbasis Islam PPP tidak bisa disamakan dengan partai lain yang hanya mengejar kekuasaan," imbuhnya.
Seluruh kader PPP tambahnya lagi harusnya yakin ada cita-cita yang diperjuangkan dan cita-cita tersebut bisa saja dilaksanakan dan dititipkan kepada pemimpin lain. Yang penting kata Bachtiar yang penting adalah bagaimana agar cita-cita ideologi Islam tersebut bisa diakomodir tanpa khawatir tidak mendapatkan jabatan.
Karena ambisinya itu juga Romy Cs menurut Bachtiar menjadi banyak melakukan kesalahan, termasuk kesalahan memecat PPP. Kalau Romy sabar, menurutnya maka kursi ketua umum sebenarnya sudah bisa diraihnya. Namun karena ketidaksabaran, maka Romy tidak mendapatkan apapun.
"Tidak dapat posisi di Parlemen dan belum tentu dapat kursi menteri di Jokowi. Kursi sekjen pun bisa melayang. Ini karena dia tidak sabar," tandasnya.(RMOL)