-->








Agung cs Tolak Hadiri Munas Golkar di Bali

30 November, 2014, 10.09 WIB Last Updated 2014-11-30T03:09:52Z
JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tetap menyelenggarakan Munas ke IX di Bali pada 30 November 2014. Presidium Penyelamat Partai Golkar memutuskan untuk tidak hadir dalam Munas Bali yang dianggapnya ilegal tersebut.

Presidium Penyelamat Partai terdiri dari Agung Laksono, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang yang juga berniat maju sebagai calon ketua umum. Yorrys Raweyai, Zainal Bintang, Agun Gunandjar juga masuk dalam anggota presidium.

Agun menegaskan, jika presidium kompak tidak akan hadir dalam Munas yang digelar oleh Ical tersebut. Dia juga tak khawatir jika nanti dalam Munas itu Ical memang aklamasi karena lawannya tidak hadir.

"Munas Bali ilegal, inkonstitusional, apa yang perlu ditakuti (Ical menang aklamasi). Keberadaannya kami anggap tidak ada," kata Agun kepada merdeka.com, Minggu (29/11).

Agun menjelaskan, pihaknya sudah mengirim surat ke Kemenkum HAM tentang kepengurusan presidium penyelamat partai. Dia yakin, Munas yang akan kubunya buat pada Januari 2015 bakal diakui pemerintah.

"Sudah melaporkan kepada pemerintah tentang pembentukan tim penyelamat partai dengan menonaktifkan ARB dari jabatan ketua umum. Tim penyelamat akan menyelenggarakan Munas sesuai AD/ART dan keputusan rekomendasi Munas VIII pada Januari 2015," tegas Agun.

Agun menjelaskan soal pelanggaran Munas Bali yang dilakukan Ical. Menurut dia, sebelum Munas harus ada rapat pleno DPP Golkar yang membahas perencaan Munas seperti yang tertuang dalam AD/ART partai.
"Tidak ada hak prerogatif ketum dalam AD/ART pasal 19 AD juncto pasal 36 AD. Materi Munas yang meliputi rancangan perubahan AD/ART, program umum, pertanggung jawaban DPP, tata tertib Munas sebagaimana diatur di pasal 30 ayat (2) tidak pernah dibahas dan diputuskan dalam pleno," jelas Agun.

Sementara itu, loyalis Ical yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae merasa yakin jika presidium tidak akan hadir dalam Munas Bali. Apalagi, Agung cs sudah melakukan pemecatan terhadap Ical yang menggelar Munas Bali.

"Harusnya presidium tidak perlu datang, karena mereka sudah tidak mengakui desain ini, mereka telah keluar dari partai bahkan memecat ketum partai, sementara yang melaksanakan Munas kan ketum partai. Jadi mereka tidak mungkin datang," kata Ridwan. 

Dengan Agung cs tidak hadir, maka Ridwan semakin yakin jika peluang Ical menang aklamasi semakin terbuka lebar. Dia memprediksi, jika hanya ada dua calon yang maju di Munas Golkar, yakni Ical dan Airlangga Hartarto.

"Airlangga kan tidak masuk (presidium) bisa itu (hanya Ical dan Airlangga), karena calon yang sudah deklarasi kan masuk presidium dan tidak punya ruang lagi untuk masuk di sini karena mereka persiapkan dirinya untuk Munas 2015," terang Ridwan.

"Bisa saja kalaupun ada pesaing tidak ada pesaing, aklamasi terbuka lebar. Karena kan aklamasi juga bagian dari demokrasi. Selama orang bersepakat mendukung lebih dari 50,60,70 persen, ngapain lagi dilakukan pemilihan. Jangan dianggap musyawarah mufakat tidak demokrasi," imbuhnya. (merdeka)
Komentar

Tampilkan

Terkini