-->

Jokowi Terjepit KIH dan KMP, Kata Pengamat

23 November, 2014, 18.48 WIB Last Updated 2014-11-24T07:49:07Z
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Demokrasi Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, saat ini posisi Joko Widodo sebagai Presiden sedang terjepit. Tidak hanya berhadapan dengan Koalisi Merah Putih yang menguasai parlemen, Jokowi juga dihadapkan pada indikasi retaknya Koalisi Indonesia Hebat.

"Selain lawan politik di DPR dari KMP, di internal pun ada kesulitan. Jadi tantangan Jokowi tidak hanya berhadapan dengan KMP, tapi juga tidak solidnya KIH," ujar Ray dalam diskusi di Jakarta, Minggu (23/11/2014).

Menurut Ray, retaknya hubungan di KIH mulai nampak saat pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi. Padahal, selama ini PDI Perjuangan merupakan partai garda terdepan yang mendukung kesejahteraan 'wong cilik'.

"Dari perbedaan pendapat soal BBM aja terlihat KIH tidak solid," kata Ray.

Terlebih lagi setelah ditunjuknya H.M Prasetyo, mantan politisi Partai Nasdem, sebagai Jaksa Agung. Menurut Ray, di tubuh KIH nampak adanya faksi antara kubu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang 'nempel' dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan terkesan mengabaikan PDI-P serta Partai Kebangkitan Bangsa.

"JK lagi 'mesra' dengan Nasdem dan meninggalkan PKB dan PDI-P. Ke mana Jokowi sekarang? Ada tensinya Jokowi mendekat ke JK dan Nasdem, dan meninggalkan PDI-P," ujarnya.

Jika dugaannya benar, kata Ray, maka Jokowi akan menodai kepercayaan masyarakat. Tak hanya itu, menurut Ray, PKB dan PDI-P juga merasa kecewa karena KIH retak akibat diduga adanya konflik kepentingan dalam kebijakan yang diambil Jokowi-JK.

"Kalau begini, KMP tinggal menunggu Jokowi lengah saat di internal tidak solid. Bahkan, jauh lebih solid KMP daripada KIH," kata Ray. (Kompas)
Komentar

Tampilkan

Terkini