HONG KONG - Kota
judi dunia, Macau mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang 214, menyusul
langkah pemerintah China yang getol memerangi korupsi. Hal itu berdampak pada
jumlah uang yang mengalir ke kasino yang ada di wilayah yang merupakan bekas
jajahan Portugal itu.
Selama
ini, revenue terbesar Macau berasal dari China daratan, yakni kunjungan para
pejabat China. Hal ini karena Macau disinyalir menjadi tujuan utama para
pengusaha untuk menjamu pejabat China serta menjadi sarana pencucian uang.
Namun
semenjak perang korupsi didengungkan, kunjungan pejabat dari China ke Macau
turun. Sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (2/1/2015), data resmi yang
dipublikasikan oleh otoritas setempat menunjukkan bahwa pendapatan dari
permainan judi turun 2,6 persen year-on-year menjadi 351 miliar pataca atau 44
miliar dollar AS (sekitar Rp 550 triliun).
Penurunan
itu adalah yang pertama kalinya sejak data serupa dipublikasikan pertama
kalinya pada 2002.
Pada
Desember 2014, penurunan pendapatan judi di Macau mencapai rekornya yakni
sebesar 30,5 persen year-on-year menjadi 23,285 miliar pataca, sekaligus
memasuki bulan ke tujuh penurunan secara terus menerus.
Analis
dari Barclays Phoebe Tse mengungkapkan kasus korupsi kelas kakap berhasil
dituntaskan oleh Presiden China Xi Jinping. Hal itu menjadi faktor utama
penyebab merosotnya pendapatan kasino di Macau. "Langkah itu memberikan
dampak negatif terhadap pendapatan dari VIP," ujarnya.
Macau
merupakan satu-satunya wilayah di China di mana judi kasino dilegalkan dan
industri ini bergantung pada para pemain dari China daratan. Kondisi tersebut
pada akhirnya berpengaruh terhadap penurunan nilai pasar perusahaan kasino,
termasuk Wynn Macau Ltd. dan SJM Holdings Ltd.
Pemerintah
China dilaporkan juga menekan penyaluran dana dari China daratan ke kasino di
Macau. Pada 2013, pendapatan kasino di Macau menyentuh rekor yakni sebesar 45
miliar dollar AS. (AFP)



