Ilustrasi |
JAKARTA - Manajer dana internasional Bank Dunia untuk bencana tsunami di Aceh dan
Sumatera Utara, Joe Leitman, mengatakan dana bantuan yang dijanjikan Australia
tidak sampai ke Aceh.
Pada
wawancara radio yang dikutip laman ABC, 20 Agustus 2005 lalu, Leitman ketika
itu mengatakan kontribusi pemerintah Australia hanya seperdelapan dari $1
miliar atau Rp12,8 triliun yang dijanjikan.
Pada
Januari 2005, setelah terjadinya bencana tsunami pada 26 Desember 2004,
pemerintah Australia mengumumkan keinginan memberi donasi, di bawah apa yang
mereka sebut kemitraan Australia-Indonesia. Dana itu akan digunakan untuk
membangun rumah-rumah bagi para korban bencana.
"Akan
baik untuk melihat kontribusi Australia, dan mungkin bertanya kemana (dana) itu
sampai," kata Leitman.
Leitman
bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan dana sebesar $4 miliar yang
didonasikan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Belanda dan
Norwegia.
"Kesan
awal publik adalah, oh itu satu miliar dolar untuk Aceh. Tapi, jika Anda
membedah itu, setengahnya adalah pinjaman lunak yang dapat diambil atau tidak
diambil kembali oleh pemerintah Australia," kata Leitman.
Sementara
sisanya diberikan dalam bentuk hibah. "Kurang dari seperempat (dari hibah)
yang akan sampai ke Aceh, sisanya akan digunakan untuk mengejar kepentingan
strategis pemerintah Indonesia dan Australia di seluruh Indonesia,"
tambahnya.
Sehingga
jumlah sesungguhnya yang dapat sampai ke Aceh, paling hanya hanya seperdelapan.
Komentar Leitman itu telah membuat organisasi Aidwatch mendesak pemerintah
Australia untuk transparan.
Tim
O`Connor dari Aidwatch, mengatakan pemerintah Australia tidak pernah
transparan, tentang berapa sebenarnya dana yang dialokasikan untuk bantuan
tsunami di Aceh dan Sumatera Barat. Dana tsunami Australia digunakan di luar
Aceh.
"Proyek-proyek
pemerintahan, beasiswa, tanggap bencana, mungkin dibutuhkan. Kami tidak
memperdebatkan itu," kata O`Connor.
"Tapi,
itu bukan dana tsunami dan itu semua semestinya tidak didanai, dari apa yang
dikira publik Australia untuk bantuan bencana tsunami," ujar O`Connor. [One/Viva]