-->








Ada Pameran Batu Akik di Taman Candi Borobudur

10 Mei, 2015, 20.51 WIB Last Updated 2015-05-10T13:52:36Z
MAGELANG - Sejumlah perajin lokal batu akik dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memamerkan batu akik khas wilayah masing-masing dalam pameran di dekat Candi Borobudur, Minggu (10/5/2015).

Pameran tersebut semakin mampu menaikkan popularitas batu akik lokal, tak terkecuali batuan yang diambil dari sungai Sileng yang terdapat di kawasan Borobudur.

Dalam pameran bertajuk "Seribu Batu Sejuta Warna Milik Indonesia" yang digelar oleh Organisasi Orang Borobudur Bersatu (Obor) di rest area Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Kabupaten Magelang, sejak Kamis (7/5/2015) hingga Minggu (10/5/2015), antusias pengunjung terlihat.

Perajin lokal dari Borobudur, Kebumen, Purbalingga, Purworejoo, dan DIY pun akhirnya kebanjiran pesanan dan order dengan pameran tersebut.

Dalam pameran tersebut, ada ratusan bahkan ribuan batu akik berbagai jenis dipamerkan, tidak terkecuali batu akik khas Borobudur yang berasal dari Kali Sileng.

Batu dari sungai purba ini memiliki karakteristik unik, seperti lavender, kecubung, sarang tawon, panca warna, kulit tokek, sarang tawon dan untu bledek. Selain itu ada pula akik yang diambil dari perbukitan Menoreh.

Salah satu pemilik stan batu akik khas Borobudur, Adi Susilo mengatakan, dia memiliki beberapa variasi batu akik asli Borobudur. Harganya pun bervariasi, ada yang berkisar antara Rp 10 ribu hingga 50 ribu per biji.

“Harga yang paling mahal adalah jenis untu bledek, ada yang nawar Rp 17 juta. Sementara, untuk sarang tawon saya tawarkan Rp 250 ribu per biji,” jelasnya di sela-sela pameran, kemarin.

Menurutnya, batu akik tersebut diasahnya dari batu yang diambil di sungai Sileng, yang memang memiliki kekhasan. Dia memaparkan, batu akik yang sudah menjadi perhiasan seperti cincin dan liontin dijual berkisar harga Rp 50 ribu hingga belasan juta rupiah.

“Dengan adanya pameran ini, kreativitas perajin lokal juga ikut meningkat,” ucapnya.

Stan yang dijaga Muhamad Dumaheri juga tak kalah menarik. Stan tersebut unik, karena di banyak stan lainnya menampilkan aneka cincin, liontin, ataupun perhiasan dari akik, namun, di stan ini hanya khusus memamerkan batuan mulia dari harga Rp 150 ribu hingga 7,5 juta.

Di stan tersebut, ada batu panca warna seberat 20 kilogram yang dibanderol Rp 7,5 juta. Selain itu juga ada batu “sperma gajah” yang dijual Rp 1, 25 juta, fosil kayu yang dibanderol Rp 4 juta.

Serta beberapa bongkah batu dari sungai Sileng yang dihargai Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

“Kami memang sengaja memamerkan batu akik dalam bentuk bongkahan yang bernilai tinggi. Fungsinya memang sebagai hiasan. Selain itu, kami menjual batu bahan cincin yang bisa diasah. Ini asli dari Sungai Sileng,” ujar Muhamad Dumaheri.[tribunnews]
Komentar

Tampilkan

Terkini