-->








Mantan Kadisperindagkop Aceh Tamiang Dijadikan Tumbal?

20 Juni, 2015, 16.56 WIB Last Updated 2015-06-20T13:50:11Z
IST
ACEH TAMIANG - Berita-berita yang dipublikasikan oleh media online lintasatjeh.com, selama ini setidaknya telah sedikit membuka tabir terkait adanya indikasi mark up ganti rugi tanah milik Asiong di Kebun Tengah, Desa Bukit Rata, Kec. Kejuruan Muda, Aceh Tamiang.

Hal tersebut dikatakan salah seorang pegawai Disperindagkop Aceh Tamiang, yang tidak ingin disebutkan identitasnya kepada lintasatjeh.com, Sabtu (20/6/15).

"Semenjak mencuatnya berita terkait permasalahan ganti rugi tanah milik Asiong, dirinya beserta rekan-rekan lainnya, selalu mengikuti kasus tersebut melalui berita-berita yang dipublikasikan oleh media online lintasatjeh.com," katanya.

Menurutnya, media online lintasatjeh.com, adalah satu-satunya media yang berani dan mampu menyajikan berita terkait permasalahan ganti rugi tanah milik Asiong, dengan ragam kupasan dari berbagai pihak yang mengetahui permasalahan yang sebenarnya.

"Selaku salah seorang pegawai di Disperindagkop Aceh Tamiang, saya juga ingin menyampaikan uneg-uneg saya. Permasalahan ganti rugi tanah milik Asiong di Kebun Tengah, bukanlah kasus sederhana yang hanya mengambinghitamkan mantan Kadisperindagkop, Abdul Hadi. Yakinlah bahwa ada konspirasi beberapa aktor hebat yang terlibat dalam kasus tersebut," bebernya.

Banyak yang mempergunjingkan bahwa Mantan Kadisperindagkop Aceh Tamiang, Abdul Hadi, adalah pihak yang dijadikan tumbal atau kambing hitam dalam permasalahan ganti rugi tanah milik Asiong.

"Bila tidak percaya, coba analisa sikap Sekda terhadap Abdul Hadi selama ini. Tanyakan juga kepada Sekda tentang kenapa pelengseran Abdul Hadi dari jabatan Kadisperindagkop Kab. Aceh Tamiang, dilakukan dengan cara diluar kelaziman," ungkapnya kesal.

Bukankah Sekda tahu bahwa Abdul Hadi tidak pernah membuat usulan terhadap pekerjaan yang namanya pasar tradisional di Kebun Tengah, Kec. Kejuruan Muda?

Malah, semua banyak yang tahu kalau Sekda sendiri ikut terlibat sebagai aktor yang menggodok pekerjaan tersebut, dan bukankah dalam ruangan Sekda dirembukkan tentang jumlah ganti rugi tanah milik Asiong saat itu?

Seharusnya Sekda yang terlebih dahulu dilengserkan, bukannya Abdul Hadi. Politik yang mengorbankan anak buah dan menyelamatkan pimpinan adalah politik ala demang di jaman kolonialis Belanda tempo dulu.

"Ketahuilah, saya dan banyak masyarakat Tamiang telah dapat membaca hubungan antara Sekda dengan Ketua DPRK Aceh Tamiang, Ir. Rusman. Kami juga sering mendengar keakraban Ir. Rusman dengan Asiong dan kami juga paham hubungan manis-pahitnya sang pemilik tanah, Asiong dengan Ketua Asosiasi Kontraktor Aceh (AKA) Kab. Aceh Tamiang, Haji Richard," bebernya.

"Jadi kita tunggu titik terang pemeriksaan Penyidik Kejari, apakah berani menyeret aktor mark up kasus ini. Dan bukan hanya mantan Kadisperindagkop yang menjadi tumbal!" pungkasnya.[Redaksi]
Komentar

Tampilkan

Terkini