-->

Pengamat Sesalkan Penyergapan Din Minimi

10 Juni, 2015, 19.32 WIB Last Updated 2015-06-10T12:33:52Z
BANDA ACEH - Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menyatakan sangat kecewa dan menyatakan penyesalan yang sedalam dalamnya atas tindakan Operasi Prematur, dalam hal ini tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dengan melakukan penyergapan dan penembakan yang dilakukan Polres Aceh Timur di rumah keluarga Din Minimi Julok Aceh timur pagi hari tadi tanggal 10 Juni 2015.

Dikarenakan berdasarkan informasi yang ia dapatkan, bahwa sudah terbangun kesekapakatan bersama yang ada di antara Triagle Pemangku Kepentingan Aceh yaitu Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda dan Kapolda Aceh.

Menurut Aryos, kesepahaman ini adanya karena ada titik temu antara aparat penegak hukum yakni Polda Aceh dengan Tentara Nasional Indonesia dalam menyelesaikan persoalan kelompok bersenjata Din Minimi melalui cara-cara yang bermartabat, persuasif, dan humanis. Tentunya bersepakat bagian dari problem solving sekaligus membantu kerja kepolisian dalam menyelesaikan kelompok bersenjata di Aceh.

Sedikit aneh, ungkap Aryos, kenapa pihak Polda Aceh mengacaukan upaya pendekatan kekeluargaan yang sudah dibangun TNI. Ada apa ini? apa dasar pertimbangan melakukan penyergapan? Apakah tindakan Polres Aceh Timur berdasarkan instruksi Kapolda Aceh atau terputus dari instruksi? Kenapa juga Polda Aceh tidak berkomitmen dengan melakasanakan kesepakatan yang sudah dibangun bersama-sama dengan TNI? Seharusnya Polda Aceh melanjutkan apa yang sudah di upayakan TNI menyelesaikan keberadaan kelompok bersenjata.

Walaupun benar secara fungsi dan peran melakukan penyergapan dan penangkapan kelompok Din Minimi berada pada otoritas kepolisian (aparat penegak hukum), namun tidak selalu penyelesaian berorientasi penyergapan dan kekerasan. Pola pendekatan humanis lebih dikedepankan. Kita fahami karakter orang Aceh sangat keras, semakin di kerasi semakin menjadi tetapi ketika di perlakukan baik maka didapatkan menjadi lebih baik secara perilaku. Sangat diperlukan penyelesaian berbasis kultur orang Aceh harus dijadikan model penyelesaian konflik di Aceh.

Jangan sampai tindakan penyergapan menambah persoalan baru dalam penyelesaian kelompok Din Minimi dan kelompok bersenjata lainnya di Aceh.a Dimana respon balik akan didapatkan Polda Aceh dari kelompok Din Minimi. Tidak menutup kemungkinan balas dendam dari Kelompok din minimi terhadap kepolisian terjadi. Kita sudah kehilangan 2 orang anggota TNI jangan sampai jatuh korban lagi.

Melalui pernyataan ini, Peneliti Jaringan Survey Inisiatif ini meminta kepada Kapolda Aceh untuk menyelesaikan Kelompok Din minimi dengan pendekatan persuasif dan humanis. Kapolda Aceh harus bertanggung jawab jika mendapatkan respon balasan dari kelompok Din Minimi dan Kelompok lainnya yang berujung stabilitas keamanan terganggug.

"Saya juga meminta kepada DPR RI bersama Kompolnas melakukan evaluasi terhadap kinerja Polda Aceh atas tindakan penyelesaian kelompok bersenjata di Aceh," tulis Penulis Buku Wajah Politik dan Keamanan Aceh, yang dikirimkan melalui pesan elektronik kepada lintasatjeh.com, Rabu (10/6/2015).[pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini