-->

Jokowi Tidak Perlu Ragu Reshuffle Kabinet

06 Juli, 2015, 23.02 WIB Last Updated 2015-07-06T16:02:41Z
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta berani mengevaluasi kinerja menteri-menterinya selama ini. Mengingat, belum banyak peningkatan sejak Kabinet Kerja resmi dilantik Oktober 2014 lalu.

Pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan, ada tiga indikator Jokowi perlu merombak kabinetnya. Yakni, hasil survei kepuasan publik yang menurun, sinyal reshuffle sudah didengungkan para pendukung termasuk PDI Perjuangan, serta kondisi perekonomian yang kian memburuk.

"Menurunnya tingkat kepuasan publik terutama adalah kinerja di bidang ekonomi dan penegakan hukum," ujarnya saat dihubungi, Senin (6/7).

Menurut Karyono, dua bidang terebut menjadi sorotan mayoritas masyarakat di akar rumput.

"Indikator-indikator tersebut bisa menjadi alasan utama Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet," katanya.

Maka itu, Presiden tidak perlu ragu untuk melakukan reshuffle atau reposisi kabinet. Pasalnya, jika terlalu lama justru akan semakin menggerus kepercayaan rakyat dan dunia usaha.

Karyono menambahkan, reshuffle jangan dianggap sesuatu hal yang tabu. Tetapi harus dimaknai sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja pemerintahan.

"Namun, yang lebih penting adalah reshuffle bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan tetapi spirit reshuffle adalah untuk memperbaiki kinerja pemerintahan agar sejalan dengan visi Trisakti dan Nawacita," beber Direktur Indonesi Public Institute (IPI) tersebut.[rmol]
Komentar

Tampilkan

Terkini