-->








"Rumah Merah" yang Dijanjikan untuk Wa Ibah?

28 Agustus, 2015, 00.15 WIB Last Updated 2015-08-27T17:34:42Z
Habibah (45), salah seorang janda dari puluhan janda-janda yang lainnya yang hanya bisa duduk termangu di depan gubuk tua, itu pun sepeninggalan almarhum suaminya puluhan tahun yang lalu di Desa Nibong Baroh, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, yang sebenarnya sudah tidak layak disebut rumah karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan sekali.

Kondisi rumahnya saat ini nyaris roboh alias rata dengan tanah

Mangapa tidak rumah yang berbentuk gubuk tersebut hanya beratap daun rumbia yang sudah bocor sana sini dan berdinding papan itu pun juga sudah pada bolong bolong dan keropos alias lapuh dimakan usia. Benar-benar memprihatinkan kondisinya.

Nasib Habibah sedang menanti realisasi bantuan yang telah dijanjikan "Rumah Merah" oleh salah satu Partai yang berkuasa saat ini di Aceh sejak satu tahun yang lalu, akan tetapi sampai kini janji tersebut tidak pernah terealisisasi.

Ironisnya, akibat termakan janji-janji dari salah seorang oknum yang katanya akan segera membangun rumah buat Habibah, panantian hanya tinggal penantian realisasi bantuan rumah tidak kunjung dibangun.

Jangankan yang Merah yang kuning pun tak pernah kunjung dapat

Padahal, Habibah pada saat itu pernah mengadaikan sepetak tanah untuk membayar biaya pengurusan rumah tersebut.  

Mengenai masalah janji-janji oleh oknum tersebut yang belum ditepati hingga saat ini diakui oleh oknum itu sendiri beberapa bulan yang lalu yang pernah media ini jumpai bahkan ia kepada media ini berjanji lagi akan segera mencari solusinya terkait janji "Rumah Merah" yang pernah dijanjikan kepadanya.

"Jika pun tidak ada yang warna merah, maka kami akan berusaha mencari yang lain apapun warnanya yang penting realisasi bantuan rumah buat habibah ada, karena memang layak untuk di bantu," kata si pemberi janji itu.

Habibah sendiri, mengaku tidak bisa memperbaiki rumahnya yang sudah hampir runtuh tersebut, karena tidak mempunyai biaya. Dirinya juga mengakui kalau selama ini tidak pernah lagi menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.

Wa Ibah sapaan karibnya, sehari-hari berjualan goreng-gorengan di warung pinggir jalan perusahaan eksplorasi minyak dan gas yaitu ExxonMobil itu pun sudah digusur oleh pihak perusahaan raksasa tersebut. Tiap hari, dia menyiapkan jualannya.

Dengan berjualan gorengan, ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan ia juga membiayai uang sekolah anak bungsunya dan dua orang cucunya.


Penulis: Razali
Komentar

Tampilkan

Terkini