-->








Penjual Gas Elpiji di Aceh Utara Semena-mena

06 Oktober, 2015, 20.16 WIB Last Updated 2015-10-06T13:17:00Z
IST
LHOKSUKON - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diminta benar-benar mengawasi kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram, yang akhir-akhir ini sulit didapatkan warga. Selain persediaan yang sulit didapat, harga pun bisa mencapai Rp 20.000 sampai 25.000 per tabungnya.

Begitu juga dengan operasi pasar dan monitoring yang dilakukan Pemkab, diminta benar-benar dilakukan. Bukan hanya monitoringnya di kantor duduk manis, tidak ada solusinya.

Dengan melejitnya harga gas elpiji 3 kg tersebut, sudah melebihi ambang batas maksimum Harga Eceran Tertinggi (HET) yang cuma mencapai Rp 16 000.

Mahalnya harga gas elpiji 3 kg itu dikeluhkan sejumlah konsumen, pada umumnya ibu-ibu rumah tangga dan para pedagang kecil.

“Sebelumnya, kami membeli bervariasi dari Rp 20.000 hingga Rp 25.000,” kata Nurhayati (34), ketika ditemui lintasatjeh.com, Selasa (6/10/2015) di Nibong.

Ibu satu anak tersebut menambahkan, selain merangkak naik harga gas 3 kg itu, di lapangan juga langka diperoleh. “Begitu masuk order, dalam hitungan dua jam, gas 3 kg sudah raib di pangkalan."

Pantauan lintasatjeh.com, di beberapa kecamatan dalam kabupaten Aceh Utara yakni Nibong, Syamtalira Aron, dan tanah Luas, harga gas elpiji ini dijual dari Rp 20.000 hingga mencapai Rp25.000.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Komunikasi Pemberdayaan Pemuda Aceh (FKPPA), Rajali, meminta kepada Pemerintah setempat dan para pemilik pangkalan elpiji untuk tidak menaikkan harga elpiji ukuran 3 kg secara sepihak.

Sementara itu Kabid Perdagangan di Dinas Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindag) Aceh Utara, Zainal Abidin, mengatakan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh, harga elpiji 3 kg per tabung harus dijual di setiap pangkalan yaitu dengan harga Rp 16.000.[pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini