JAKARTA - Sikap Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura) yang mendeklarasikan dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama, untuk
mencalonkan diri pada Pilkada Jakarta 2017, menimbulkan polemik. Betapa tidak,
internal partai ternyata keras menolak dengan deklarasi yang disampaikan oleh
Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Mohamad 'Ongen' Sangaji.
Wakil
Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Bidang OKK (Organisasi Kaderisasi dan
Keanggotaan), Rachmat HS menyatakan bahwa ia mempunyai basis tersendiri di
tubuh partai. Ia berani berkata bahwa 90 persen dari pengurus DPD Hanura di DKI
Jakarta menolak dukungan tersebut.
"Saya
secara tegas menolak dukungan itu. Saya, kalau untuk basis saya kan punya dan
banyak, ini saya lihat, kira-kira ada 90 persen dari pengurus (DPD) Hanura itu
tidak mendukung," kata Rachmat di Sarinah, Jakarta, Minggu, 27 Maret 2016.
Ia
mengatakan bahwa sikap partai yang mendukung Ahok akan memperlihatkan tidak
konsistennya internal. Dua bulan yang lalu, partai masih bersikap menolak Ahok
kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Menurut
dia, dua bulan sebelumnya, DPD DKI masih menolak Ahok. Oleh karena
itu, ia yakin ada tekanan dari atas sehingga Ketua Umum Partai Hanura Wiranto
memutuskan untuk mendukung Ahok.
“Perlu
diingat, besarnya partai ini bukan hasil perjuangan DPP. Ini bukan hasil
perjuangan Ketua DPD DKI. Ini hasil perjuangan kader yang berdarah-darah.
Hanura ini kan partai organik dibiayai oleh kader, bukan dibiayai oleh ketua
umum, bukan dibiayai oleh elite," kata dia.
Ia
menilai bahwa dukungan pencalonan Ahok oleh Partai Hanura memperlihatkan
ketidakadilan dalam tubuh partai "Harapan saya Partai Hanura ini bisa
sadar bahwa pilihannya bukanlah pilihan yang sesuai dengan platform
partai," kata dia.
Ditambahkannya,
setelah adanya deklarasi tersebut, banyak pesan singkat dari DPD Hanura
se-Indonesia kepadanya yang mempertanyakan dukungan itu. Untuk
kekecewaannya itu, Rachmat menyatakan bahwa ia mengundurkan diri sebagai
pengurus partai dan keanggotaannya di Partai Hanura.
"SMS ke
saya, dari seluruh teman-teman saya yang ada di Indonesia, ‘Kenapa Partai
Hanura mendukung Ahok?’ Kita lihat ini dari pendekatan ke-Indonesia-an
saja tidak sesuai, apalagi dengan pendekatan agama. Jargon hati nurani ini
tidak pas dengan karakter Ahok gitu
loh. Jadi jangan dipelintir seolah-olah Ahok ini keinginan rakyat,
rakyat mana?" tutur dia.[Viva]