ACEH TAMIANG - Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Provinsi Aceh
semakin terus menguak berbagai indikasi penyimpangan di kantor Badan Lingkuhan
Hidup dan Kebersihan (BLHK) Aceh Tamiang. Kali ini terkait dugaan tidak
transparannya pelaksanaan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Tualang Cut,
Kecamatan Manyak Payed yang anggarannya mencapai Rp.199.990.200.
Ketua
LAKI Provinsi Aceh, Abu Bakar, kepada LintasAtjeh.com, Kamis (28/4/2016)
mengungkapkan, pelaksanan pembangunan RTH di Tualang Cut, Kecamatan Manyak
Payed diduga tidak transparan.
Pasalnya,
pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut pihak rekanan dikabarkan tidak memasang
plang kegiatan/proyek. Seharusnya, pemasangan plang kegiatan/proyek adalah
suatu kewajiban dan sudah diatur pada Kepres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
"Selain
itu, pemasangan plang kegiatan/proyek adalah bentuk kepatuhan terhadap
Undang-Undang RI Nomor: 14 Tahun, 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Pasal 15 Huruf (d.)," jelas Abu Bakar.
Lanjutnya,
dengan tidak terpasangnya plang kegiatan/proyek adalah sebuah indikasi
terjadinya penipuan terhadap publik, sehingga pihak publik tidak tau tentang
nama kegiatan yang dibangun di daerah mereka dan juga tidak tahu tentang jumlah
anggaran, sehingga muncul asumsi bahwa kegiatan tersebut tidak dikerjakan
sebagaimana mustinya.
"Mungkinkah
pembangunan RTH yang hanya dilaksanakan kegiatan penimbunan bisa menghabiskan
anggaran mencapai Rp.199.990.200?," tanya Abu Bakar.
Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
pembangunan RTH di Tualang Cut, Zubir, saat dikonfimasi meminta wartawan
LintAsatjeh.com agar langsung mempertanyakan kepada Kepala BLHK, Samsul Rizal
S.Ag dengan alasan bahwa saat dirinya sudah mutasi.
Namun
saat dicecar pertanyaan, Zubir mengatakan saat dikerjaakan, pihak rekanan ada
memasang papan plang kegiatan/proyek di lokasi kerja. Zubir juga mengaku, biaya
kegiatan sudah sesuai dengan alasan lapangan tersebut sangat rendah dan butuh
banyak tanah saat penimbunan namun Zubir tidak ingat jumlah tanah yang
diangkut.
"Anggaran
kegiatan tersebut sudah sesuai karena kondisi lapangan sangat rendah dan butuh
banyak penimbunan. Jumlah truck yang mengangkut tanah di lapangan tersebut saya
nggak ingat lagi," ucapnya. [zf]