-->

Bupati Aceh Besar Pimpin Apel Siaga Bencana

20 Oktober, 2016, 12.41 WIB Last Updated 2016-10-20T05:42:33Z

ACEH BESAR - Petugas di lingkungan organisasi formal bidang kebencanaan, akan menjadikan mandat yang harus diemban sesuai dengan ruang lingkup kerja, serta menjadi dasar operasional dalam melaksanakan tupoksi kebencanaan sesuai dengan kewenangan masing–masing, dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, yang diiringi dengan peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan bencana.

Hal tersebut disampaikan Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, S. Sos, saat memimpin apel siaga bencana di Lapangan Sepakbola Cot Bak Situi Gampong Lam Ara Cut, Kecamatan Kuta Malaka, Kamis (20/10/2016).

Bupati Aceh Besar menyatakan, pada akhir–akhir ini terdapat kecenderungan terjadinya bencana yang cukup signifikan, baik ditinjau dari intensitas maupun frekwensinya serta cakupan wilayah terkena dampak bencana yang cukup luas, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar serta menimbulkan korban jiwa pula.

"Kebutuhan secara sistematis untuk mengurangi dampak bencana dan akibat perubahan iklim perlu semakin ditingkatkan guna mendapatkan pengakuan dan komitmen dari para kepala pemerintahan yang tentunya didukung oleh lembaga usaha dan masyarakat dalam pengambilan kebijakan baik secara politik, hukum, ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya," katanya.

Kebijakan tersebut kemudian diturunkan melalui upaya membangun kesadaran masyarakat, pengetahuan ilmiah, perencanaan pembangunan yang cermat, penegakan kebijakan dan hukum yang bertanggung jawab, peringatan dini berbasis masyarakat, dan mekanisme kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang efektif.

Namun demikian, ungkap Mukhlis Basyah, pengurangan risiko bencana merupakan salah satu isu pembangunan lintas sektor yang cukup rumit. Untuk antisipasi kebencanaan tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar tidak bekerja sendiri namun selalu bekerjasama dengan seluruh stake holder  terkait yaitu seluruh jajaran yang terlibat dalam apel siaga bencana hari ini.

Dikatakannya, selama tahun 2016, Kabupaten Aceh Besar beberapa kali mengalami bencana yaitu banjir bandang di Kecamatan Seulimuem, Lembah Seulawah dan Leupung, longsoran batu di Gle Pulot dan Gle Kulu serta yang terakhir dan masih hangat yaitu kebakaran hutan dan lahan di Gunung Seulawah Kecamatan Lembah Seulawah.

"Kita harus bekerja maksimal. Pemerintah Daerah bersama TNI dan Polri serta seluruh stake holder terkait bahu membahu dalam mengatasi bencana tersebut sehingga apa yang telah kita lakukan berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat Aceh Besar yang tertimpa bencana," tandasnya.

Namun tidak terlepas dari itu, upaya kesiapsiagaan adalah suatu siklus  yang secara berurut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelatihan, penyiapan sumber daya peralatan, latihan, evaluasi, tindakan koreksi dan mitigasi. Siklus ini mengisyaratkan bahwa kegiatan kesiapsiagaan tidak pernah berhenti tetapi selalu dinamis karena dituntut adanya tindakan koreksi untuk perbaikan langkah kesiapsiagaan berikutnya

“Secara filosofis, dalam menghadapi ancaman dan bahaya bencana dapat dilakukan melalui menjauhkan bahaya atau ancaman dari manusia, dengan mencegah atau meminimalkan risiko dan dampak bencana serta menjauhkan masyarakat dari bahaya atau ancaman, salah satunya melakukan relokasi permukiman yang didahului dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat agar secara sadar mau di relokasi dari kawasan  rawan bencana,” terang Mukhlis.

Melalui kegiatan apel siaga bencana itu, Bupati Aceh Besar mengharapkan partisipasi dari seluruh elemen, baik itu pemerintah, stake holder terkait, masyarakat, maupun dunia usaha agar bisa bekerja sama dalam penanganan setiap kejadian bencana yang terjadi dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar di masa-masa mendatang.

Sementara itu, Kepala BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil, S. Sos, Msi, mengatakan, apel siaga bencana itu dihadiri 250 peserta yang berasal dari instansi terkait, TNI dan Polri, Basarnas, unsur pemuda, RAPI, PMI, Tagana, Pramuka, pelajar, Polhut, para relawan, dan stake holder terkait lainnya.

Di akhir kegiatan, yang dihadiri Forkopimda Aceh Besar, pejabat jajaran Pemkab Aceh Besar, dan stake holder terkait lainnya, juga menyaksikan simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) oleh Damkar bersama stake holder terkait.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini