-->

HP Milik Ketua Dekopinda Tamiang Tidak Aktif, PAKAR: Jangan Culun!

04 Maret, 2017, 13.52 WIB Last Updated 2017-03-04T06:52:27Z


ACEH TAMIANG - Pusat Analisis Kajian Advokasi Rakyat (PAKAR) DPW Aceh Tamiang memberikan 'apresiasi' terhadap rilis pers LSM GEMPUR yang dipublikasikan oleh media online Lintas Atjeh, edisi Rabu (1/3/2017) kemarin. Pasalnya, rilis tersebut telah memaparkan secara lugas tentang adanya indikasi pendzaliman terhadap gerakan koperasi yang dilakukan oleh seorang oknum kader Partai NasDem Kabupaten Aceh Tamiang, bernama Zulfikar.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pusat Analisis Kajian Advokasi Rakyat (PAKAR) DPW Aceh Tamiang, Bambang Herman, kepada LintasAtjeh.com, saat bersilaturrahmi ke kantor baru LSM LembAHtari dan GEMPUR, yang berlokasi di Kampung Bundar, Kecamatan Karang Baru, Sabtu (4/3/2017).

Bambang menjelaskan, rilis dari LSM GEMPUR yang dipublikasikan oleh media online Lintas Atjeh, edisi Rabu (1/3/2017) kemarin telah memberikan penjelasan secara benderang kepada publik bahwa Zulfikar yang beralamat di Desa Kota Lintang, Kecamatan Kota Kuala Simpang, bukanlah seorang anggota gerakan koperasi namun hanya berstatus seorang oknum kader Partai Nasdem yang berhasrat mencalonkan diri sebagai Ketua Dekopinda Aceh Tamiang periode 2015-2020, lalu sebelum mencalonkan diri, dianya berupaya melakukan rekayasa untuk menjadi anggota Koperasi Sukma Jaya, yang beralamat di Desa Sungai Kuruk III, Kecamatan Seruway.

Bambang juga menyampaikan, rilis tersebut telah membuka cakrawala berfikir para pelaku gerakan koperasi di Kabupaten Aceh tentang dugaan adanya strategi 'licik' yang dijalankan oleh Zulfikar beserta sejumlah rekannya pada saat pelaksanaan Musda Dekopinda Aceh Tamiang, tanggal 18 Oktober 2015 lalu, sehingga dirinya berhasil mendapatkan suara kemenangan untuk menduduki jabatan Ketua Dekopinda Aceh Tamiang periode 2015-2020.

Dia juga menegaskan bahwa saat ini para masyarakat dan para pelaku gerakan koperasi di Kabupaten Aceh Tamiang sudah menyadari bahwa setelah Zulfikar berhasil melakukan rekayasa dalam upaya mendapatkan jabatan Ketua Dekopinda Aceh Tamiang, ternyata dirinya belum memiliki cukup ilmu, dan juga ditengarai belum punya banyak relasi sehingga organisasi Dekopinda Aceh Tamiang yang diketuai olehnya tega diterlantarkan begitu saja tanpa dirinya merasa bersalah.

Lucunya lagi, kata Bambang, banyak pihak tertawa menggelitik setelah mengetahui bahwa Dekopinda Aceh Tamiang yang lebih setahun mati, tiba-tiba sempat terlihat berdenyut sejenak ketika organisasi tersebut mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Namun gara-gara suntikan dana tersebut dikabarkan semakin menambah indikasi permasalahan baru, dan tidak lama kemudian Dekopinda Aceh Tamiang terlihat kembali mati, akhirnya tidak mampu bergerak lagi.

Oleh karenanya, Bambang sangat berharap semoga Zulfikar berani memberikan penjelasan yang sejujur-jujurnya kepada publik tentang segala indikasi kejahatan yang telah dia lakukan selama menjabat Ketua Dekopinda Aceh Tamiang. Perlu dipahami oleh Zulfikar bahwa organisasi Dekopinda bukanlah perusahaan milik pribadi dirinya yang bisa dengan sesuka hatinya menjalankan konsep gerakan berlandaskan sistem ala 'semau gue’.

Menurut Bambang, jika Zulfikar berani menganggap bahwa dirinya sebagai Ketua Dekopinda Aceh Tamiang yang tidak pernah melakukan kesalahan dan kejahatan seperti yang ditulis pada rilis LSM GEMPUR, maka saya meminta Zulfikar agar tidak takut untuk mengatakan bahwa LSM GEMPUR telah membuat berita bohong yang bertujuan untuk menyebarkan fitnah terhadap dirinya. Beranikah?

"Jika Zulfikar punya keberanian, maka diharapkan kepada dirinya untuk segera bersuara di setiap media massa, dan katakan bahwa rilis dari LSM GEMPUR yang dipublikasikan oleh media online Lintas Atjeh, edisi Rabu (1/3/2017) kemarin adalah informasi bohong dan telah menggang­gu ketentraman batin dirinya, sehingga nama baik dirinya selaku Ketua Dekopinda Aceh Tamiang tercemar," pinta Bambang sembari tersenyum.

Bambang turut berpesan kepada Zulfikar agar jangan lupa untuk membuat laporan ke pihak kepolisian, lalu segera gelar konferensi pers dan katakan kepada rekan-rekan wartawan bahwa Zulfikar adalah Ketua Dekopinda Aceh Tamiang yang tidak pernah bermasalah, dan saat ini Zulfikar masih belum goyang menjabat status sebagai pemegang mandat 'Kuasa Pelapor' Hamdan Sati terkait dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh buletin ARAH terhadap Hamdan Sati.

Selaku Ketua PAKAR DPW Aceh Tamiang, Bambang Herman mengatakan, dirinya juga berupaya menyampaikan himbauan kepada Zulfikar yang beberapa waktu lalu terkesan sangat bergaya dalam bersikap, maupun saat bertutur kata, agar janganlah terlalu cepat menampakkan sikap culun (pengecut_red), kepada publik. Dan Bambang sangat berharap agar Zulfikar harus berani mengaktifkan kembali nomor telepon selulernya yang selama beberapa hari ini tidak aktif.

Sebab, menurut Bambang, sangatlah tidak wajar jika telepon seluler milik Zulfikar tidak aktif sampai berhari-hari, karena hal tersebut merupakan sebuah pertanda bahwa dirinya sedang didera rasa takut menghadapi permasalahan yang sedang terjadi. Dan hal itu, sangatlah tidak pantas disandang oleh seorang Ketua Dekopinda Aceh Tamiang, dan juga selaku kader partai NasDem yang baru-baru ini menduduki posisi sebagai Ketua Tim Pemenangan Paslon Bupati-Wakil Bupati Aceh Tamiang nomor urut dua (HI), dan juga selaku kuasa pelapor sang penguasa Aceh Tamiang, Hamdan Sati terhadap buletin ARAH.

"Selaku mahasiswa alumni Fakultas Hukum Unsam Langsa, saya juga ingin sampaikan sedikit pesan kepada Zulfikar, yakni janganlah memunculkan kesan berbangga diri pada status kader sebuah partai yang diketuai oleh seorang kontraktor yang terkesan tega membiarkan sekjen partai menahan derita dan harus kabur menjelang pelaksanaan pilkada kemarin. Juga jangan nampakkan kesan kesombongan diri ketika bekerja dalam tim pemenangan calon bupati yang diduga tidak berani bersikap tegas ketika isterinya terindikasi melakukan kesalahan. Serta jangan pernah memunculkan kesan bahwa tidak merasa bersalah jika orang tua perempuan yang bernama Faridah dan berstatus PNS, ikut-ikutan bermain politik dengan tim HI. Ketimbang banyak tebar gaya yang akhirnya menjadi blunder buat diri sendiri, sebaiknya selesaikan dulu kuliah agar kedepan bisa tertempel titel SH di belakang nama. Berusahalah menjaga diri agar tidak pernah muncul pemberitaan lucu di media massa dengan judul: Zulfikar Kabur Jilid 2 (dua)," demikian tutup Ketua Pusat Analisis Kajian Advokasi Rakyat (PAKAR) DPW Aceh Tamiang, Bambang Herman.[Zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini