LANGSA
– Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Perintis mengecam keras adanya dugaan pungutan liar
(Pungli) yang terjadi di sekolah-sekolah baik tingkat dasar, menengah maupun
atas di Kota Langsa.
Pengutipan biaya acara
perpisahan yang dibebankan kepada siswa di sekolah merupakan salah satu
tindakan yang di anggap telah membebani masyarakat ekonomi lemah.
Hal tersebut disampaikan Ketua
LSM Perintis, Zulfadli kepada LintasAtjeh.com, Rabu (12/4/2017), di Kota Langsa.
Zulfadli mengatakan bahwa
pihaknya sangat menyayangkan atas tindakan pihak sekolah yang memanfaatkan
kegiatan perpisahan untuk meraup pundi pundi dari siswa.
“Pemerintah Pusat telah
mengalokasikan anggaran untuk pendidikan tidak sedikit dari APBN untuk menunjang
mutu pendidikan, seharusnya pihak sekolah dapat memanfaatkan anggaran yang
telah di berikan pemerintah tersebut secara maksimal,” ujarnya.
“Jadi, janganlah pihak
sekolah memberi beban kepada orang tua siswa yang diwajibkan membayar uang
perpisahan itu,” imbuhnya.
Menurutnya, Tim Saber
Pungli yang telah di bentuk beberapa waktu lalu juga tidak berfungsi, karena
terkesan terjadi pembiaran dalam segala bentuk pungutan liar di Kota Langsa.
"Sejauh ini saat di
bentuknya Tim Saber Pungli tidak ada satu kasus pun yang didapat, padahal
praktek pungutan liar di beberapa instansi termasuk sekolah bukan lagi menjadi
rahasia umum di masyarakat," geramnya.
"Praktek pungli dimana-mana, kemana tim Sabernya ?" tanyanya.
Ia berharap hendaknya Tim Saber Pungli yang telah dibentuk beberapa waktu lalu agar dapat bekerja secara maksimal dalam memberantas tindakan pungutan liar yang kerap kali meresahkan masyarakat kota Langsa.[Mahfud]