-->








Mawardi Ali Pimpin Apel Siaga Karhutla

26 September, 2017, 19.20 WIB Last Updated 2017-09-26T12:20:45Z
ACEH BESAR – Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali bertindak selaku pembina apel siaga bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tahun 2017 di halaman Kantor BPBD Aceh Besar di Kota Jantho, Selasa (26/9/2017).

Hadir dalam kesempatan itu, unsur Forkopimda, para Kepala SKPD, anggota TNI dan Polri, petugas Dishub, Tagana, RAPI, PMI, F-PRB, Polhut, Satpol PP, dan unsur terkait lainnya. Meskipun berlangsung dalam cuaca hujan, namun apel siaga tersebut berlangsung sukses dan khidmat.

Ir Mawardi Ali menyatakan, dunia menjadi saksi semakin cepatnya peningkatan dampak bencana yang disebabkan oleh perpaduan bahaya dan kerentanan, yang selalu mengancam hidup dan penghidupan masyarakat.

"Akibat bencana tersebut berdampak memundurkan kembali kemajuan sosial-ekonomi dan membuat jutaan penduduk menjadi miskin atau membuat penduduk miskin semakin miskin," ujarnya.

Akhir-akhir ini, jelas Bupati Aceh Besar, terdapat kecenderungan terjadinya bencana yang cukup signifikan, baik ditinjau dari intensitas maupun frekwensinya serta cakupan wilayah terkena dampak bencana yang cukup luas, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar serta menimbulkan korban jiwa yang cukup besar pula.

Mawardi Ali mengemukakan, Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, yang mempunyai potensi yang cukup terhadap berbagai macam bencana. Bencana-bencana tersebut terdiri dari bencana alam maupun nonalam. Bencana alam meliputi fenomena bencana  geologi (gempa bumi, tsunami, gerakan tanah, dan letusan gunungapi), bencana akibat  hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin puting beliung).

"Sedangkan bencana nonalam meliputi bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia, dan penyakit tanaman/ternak). Dengan beragamnya potensi bencana di Kabupaten Aceh Besar diperlukan upaya penanggulangan bencana," terangnya.

Diungkapkan Mawardi Ali, pada tahun 2017 Kabupaten Aceh Besar beberapa kali mengalami bencana yaitu banjir bandang di Kecamatan Seulimuem, Mesjid Raya dan Darul Imarah, longsoran batu di Gle Pulot dan Glee Kulu serta yang terakhir dan masih hangat yaitu Kebakaran Hutan dan Lahan di Gunung Seulawah Kecamatan lembah Seulawah.

"Kebakaran pemukiman, lahan dan hutan sangat intens terjadi wilayah Kabupaten Aceh Besar. Cakupan wilayah yang sangat luas menjadikan pemadaman ketika terjadi kebakaran menjadi sebuah kendala pada saat ini," tutup Mawardi.

Sementara itu, Kalak BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil SSos MSi menjelaskan dengan dukungan Bupati, Wakil Bupati dan unsur Forkopimda serta berbagai elemen terus berusaha untuk meminimalisir kejadian kebakaran dengan membangun Pos Pemadam Kebakaran untuk tiap-tiap kecamatan dan baru terealisasi hanya untuk 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Lembah Sulawah, Seulimuem, Kota Jantho, Sukamakmur, Lhoong, Baitussalam dan Mesjid Raya.

"Untuk petugas pemadam kebakaran, BPBD masih sangat kekurangan, karena idealnya satu Pos Damkar itu diisi oleh 12 personil (4 orang satu shift). Saat ini BPBD  memiliki 65 orang petugas Pemadam Kebakaran," terangnya 

“Dalam penanganan penaggulangan bencana BPBD tidak bekerja sendiri, tetapi bahu membahu bersama instansi, dan organisasi terkait lainnya,” pungkas Ridwan Jamil.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini