-->








Gubernur Aceh Lantik Bupati-Wabup Aceh Tenggara, Raidin Pinim-Bukhari

02 Oktober, 2017, 21.12 WIB Last Updated 2017-10-02T14:12:16Z
ACEH TENGGARA - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, meminta Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinim dan Bukhari untuk merawat keberagaman di Aceh Tenggara. Daerah ini, kata Irwandi, harus dijadikan contoh kemajemukan bermasyarakat dan beragama bagi seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia.
 
Aceh Tenggara adalah daerah yang cukup majemuk, di mana masyarakat berlainan agama hidup damai secara bersama. Keberagaman itu diminta untuk terus dirawat dan tentunya dengan tetap konsisten menjalankan syariat Islam.

Islam bukanlah agama barbar yang mengedepankan aksi anarkis. Pemeluk Islam adalah mereka yang dapat hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Tidak ada satu ayat pun yang mengajarkan pemeluk Islam menyakiti pemeluk agama lain, merusak tempat ibadah dan menyebarkan kebencian.

"Keagungan Islam dapat kita lihat dalam hukum perang Islam," kata Irwandi saat melantik Bupati-Wakil Bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinim dan Bukhari di Kutacane, Senin 2 Oktober 2017.

Dalam peperangan, Islam secara tegas melarang menyakiti anak-anak, perempuan, menebang pepohonan yang bisa dijadikan bahan makanan oleh musuh, dilarang merusak rumah ibadah, dan juga meracuni air minum. Semua poin itulah yang kemudian diadopsi dan dimasukkan dalam Konvensi Jenewa.

"Perlu saya tekankan itu, jangan terjadi (konflik agama) di Aceh," kata Irwandi. Kepada penganut agama minoritas, Irwandi meminta untuk tidak provokatif. "Aceh Tenggara adalah miniatur keberagaman di Indonesia."

Selain itu, Irwandi mengajak seluruh masyarakat Aceh Tenggara untuk aktif menjaga lingkungan. Hal itu karena kabupaten yang terkenal dengan Taman Nasional Gunung Leuser ini rawan akan bencana longsor dan banjir bandang. 

"Mari kita lebih aktif menjaga lingkungan. Tidak kalah penting cegah perubahan hutan lindung sehingga kerusakan TNGL dapat diatasi," kata Irwandi.

Irwandi menyebutkan, dirinya kini begitu giat mencari investor ke berbagai negara agar mereka mau berinvestasi di Aceh. Kenapa investor luar negeri? "Hanya mereka yang dari luar negeri yang takut pergi ke Aceh." Berbagai pertanyaan yang menggugah keyakinan menjadi keragu-raguan dari berbagai duta besar bahkan muncul saat ada yang mengurus visa ke Aceh. "Ini penyakit. Sudah saatnya Aceh bangkit."

Berbagai cara dilakukan Irwandi. Misalnya dengan menggagas event internasional. Hal itu untuk menyadarkan semua pihak bahwa Aceh adalah daerah yang aman untuk berinvestasi.

"Kalau ada ide, misal arung jeram internasional atau ekspedisi Lauser, kita akan buat di Aceh Tenggara," kata Irwandi. "Kalau Aceh tidak kita promosikan, kita akan tertinggal terus."

Beberapa investor memang telah berkomitmen untuk berinvestasi di Aceh. Salah satu investasi yang terus diperjuangkan Gubernur Irwandi adalah di bidang energi. Hal itu karena Aceh masih kekurangan energi dan masih bergantung pada Sumatera Utara. 

Di Aceh Tenggara sendiri, potensi hidro power di Sungai Alas juga dicoba untuk terus "dijual" ke berbagai investor. Ada 266 Megawatt energi listrik yang bisa dikembangkan dari sungai alas

"Saya yakin dalam kepemimpinan saudara akan lahir Pembangkit Listrik Tenaga Air di sini," kata Irwandi.[Humas Aceh]
Komentar

Tampilkan

Terkini