BANDA ACEH - Masyarakat Aceh dibingungkan dengan sejumlah pernyataan dibeberapa media terkait adanya kegiatan kontes waria di Hotel Hermes Palace Banda Aceh pada Sabtu, 16 Desember 2017 lalu. Menanggapi hal itu, Ketua Pemuda Peunayong, Banda Aceh yang terlibat langsung pada malam itu akhirnya angkat bicara.
Saimun BTL, Ketua Pemuda Peunayong dalam press release yang disampaikan melalui media sosial WhatsApp kepada awak media menyampaikan bahwa kronologi aksi pemuda dengan sejumlah anggota Ormas Islam, mahasiswa dan OKP hingga tertangkapnya sejumlah waria atau LGBT di wilayah Kota Banda Aceh.
"Pada hari Sabtu, 16 Desember 2017, saya sebagai Ketua Pemuda Peunayong, mengajak teman - teman Ormas Islam dan OKP untuk menertibkan dan menasehati pelaku maksiat/psk/germo/gelandangan di kawasan peunayong, karena selama ini sangat meresahkan warga," terang Saimun.
Kemudian, sambung Saimun, pada pukul 22.00 WIB, sebagian kami kumpul di depan Kantor Geuchik Peunayong dan sebagian lagi sudah terjebak hujan di hotel 88. Sekitar pukul 23.00 WIB, kami mendapatkan info di Hotel Hermes ada kegiatan pemilihan ratu waria. Selanjutnya, sekitar pukul 23.30 dirinya menginformasikan kepada semua teman-teman untuk berkumpul di Hotel 88 Lamdingin, Banda Aceh.
"Sampai di Hotel 88 kami dinasehati Tgk Din FPI untuk kita bergerak ke Hermes untuk membuktikan kegiatan
tersebut, kami berdoa dan diberikan nasehat kepada semua teman-teman untuk menjaga ketertiban, tidak boleh ada kekerasan. Ditunjuk sebagai Koordinator Tgk Dedi dan Tgk Rizki," cerita Saimun.
Lebih lanjut Ketua Pemuda Peunayong mengatakan, sesampai di hotel diduga acara telah bubar dan mereka pun menjumpai pihak hotel. Menurut pengakuan pihak hotel, benar ada kegiatan waria tadi sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB. Tetapi hanya acara ulang tahun di resto kolam renang.
"Selagi kami bicarakan dengan pihak hotel, tiba-tiab datang Kaporesta Banda Aceh pak Saladin dan jajarannya, menanyakan kepada kami ada apa. Pak Saladin mengingatkan kami termasuk tuduhan bahasa provokator kepada Panglima FPI Banda Aceh, dan selanjutnya kami disuruh bubar," bebernya.
"Sekitar pukul 24.00 WIB, kami kembali ke Peunayong dan mendapatkan para PSK dan germo di Jalan Khairin Anwar, Peunayong. Kemudian kami beri nasehat dan setelah itu kami suruh pulang ke rumah masing-masing," tambahnya lagi.
Lalu, kata Saimun, mereka bergerak ke terminal Keudah dan berhasil menemukan dan mengamankan dua pasangan non muhrim di Halte Terminal sedang bemesraan. "Dan kami serahkan ke anggota Poltabes dan selanjutnya diserahkan ke WH Kota Banda Aceh.
Kemudian, tiba-tiba mereka mengaku mendapat informasi bahwa ada 6 orang waria sedang makan-makan di Simpang Surabaya yang diduga waria yang terlibat dalam acara di hotel Hermes. Lalu semua begerak ke Simpang Surabaya, dan setelah mareka makan lalu diamankan dan dijemput oleh Satpol PP-WH Provinsi Aceh untuk dimintai keterangan.
"Setelah kami minta keterangan di kantor WH, para waria itu membenarkan bahwa mareka yang buat acara ulang tahun di Hermes, salah satu dari mareka mengaku jumlah peserta sekitar 55 orang. Kemudian seluruh jamaah kembali ke Peunayong, sampai di Simpang Lima kami mendapat seorang waria lagi dan kami serahkan ke WH Aceh," terangnya.
Ketua Pemuda Peunayong ini juga menjelaskan bahwa aksi yang dilakukan guna meminilisir kemaksiatan di Banda Aceh. Gerakan 16 Desember 2017 tersebut diberi nama "Gerakan Rakyat Anti Maksiat".
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Saladin menegaskan bahwa sama sekali tidak ada kontes waria di Hotel Hermes. Dirinya pun menyebut semua waria yang ditangkap dan diserahkan kepada Satpol PP WH itu merupakan Wanita Tulen.
"Tidak ada acara kegiatan kontes, yang ada hanya acara ulang tahun. Bukan ulang tahun seperti yang anda duga selama ini (ulang tahun komunitas waria). Yang ada hanya beberapa wanita tomboy yang agak mirip," jelas Kapolresta Banda Aceh dalam pertemuan dengan awak media di Balai Kota sore tadi.
Saladin bahkan secara terang dan tegas menyatakan bahwa berita terkait adanya kegiatan waria itu merupakan berita hoax.
"Saya seorang muslim mengatakan apa adanya, sekali lagi saya tegaskan semua itu adalah hoax," jelasnya.[*]