-->








Tgk. Khalidi Kunjungi Pesantren Darussa'dah di Kota Fajar

18 Januari, 2018, 12.31 WIB Last Updated 2018-01-18T05:31:03Z
ACEH SELATAN - Anggota DPR Aceh, Tgk. Khalidi meninjau Pondok Pesantren Darussa'dah di Kota Fajar, Aceh Selatan, Kamis (18/01/2018). Pada kesempatan itu, Tgk. Khalidi menyempatkan diri duduk bersama dengan beberapa pengurus pondok pesantren dan juga dengan sejumlah santri di ruangan Pondok Pesantren Darussa'dah.

Tgk. Khalidi tampak serius berbincang dengan beberapa pengurus pondok pesantren itu. Dalam perbincangan itu, pengurus pondok pesantren curhat kepada anggota DPRA dari komisi II. Mereka mengeluhkan bahwa pondok pesantren yang mereka pimpin kondisinya masih kurang memadai.

"Pondok pesantren ini masih kurang memadai, contohnya kekurangan air bersih, bangunan belum seperti bangunan pesantren pada umumnya dan guru pengajar pun masih kurang," kata Tgk. Ibnur Mubarak, pimpinan pesantren.

Mendengar keluhan tersebut, Tgk. Khalidi yang juga Alumni Pesantren Darusa'adah tersebut merasa sangat prihatin terhadap kondisi pesantren. Seharusnya Pimpinan Daerah Aceh Selatan memperhatikan kondisi itu, karena pondok pesantren itu salah satu garda utama untuk membina iman para generasi penerus khususnya generasi Aceh Selatan.

"Saya sangat prihatin dengan kondisi pesantren di Aceh Selatan ini. Seharusnya pimpinan daerah dapat memberikan perhatian kepada pondok pesantren yang ada di Aceh Selatan, supaya santri-santri yang ada bisa mengenyam ilmu agama yang lebih baik," kata politisi Partai Aceh ini.

Sebagai Wakil Rakyat, dirinya berupaya untuk memberikan dorongan positif baik kepada pemerintah daerah maupun pemerintah Provinsi Aceh agar memperhatikan pondok pesantren di Wilayah Aceh ini, khususnya Aceh Selatan.

"Saya akan berusaha memberikan dorongan yang positif baik kepada pimpinan daerah maupun provinsi, agar pondok pesantren ini lebih diperhatikan," ucap Tgk. Khalidi.

Saat ini bangunan fisik pesantren juga amat sangat sederhana, tidak cukup tersedia buku dan kitab yang mereka butuhkan.

"Kemudian, tidak kalah pentingnya untuk kita pikirkan adalah masalah sumber keuangan pesantren yang sangat terbatas, kehidupan ustadz juga sederhana," lanjut Tgk. Khalidi.

"Para santri, ustad dan guru ngaji memiliki peran yang tidak tergantikan dan sangat menentukan bagi cara berpikir, akhlak,dan sosial budaya masyarakat bahkan bagi kemajuan masyarakat. Ini perlu kita pikirkan bersama-sama," tutup Tgk. Khalidi.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini