-->








ALIF Pamerkan Peudeung On Jok di Aceh History Expo PKA 7

12 Agustus, 2018, 00.26 WIB Last Updated 2018-08-11T17:26:51Z
BANDA ACEH - Ketua Aceh Lamuri Foundation (ALIF) Mawardi Usman memamerkan Peudeung On Jok (Pedang Daun Enau) pada acara Aceh History Expo PKA 7, di Lantai 2 Museum Aceh. Pedang tersebut baru saja selesai dibuat oleh Utoh Ishak Abdullah dan anaknya Utoh Juliadi asal Gampong Blang Tanah Pasir, Aceh Utara.

Mawardi, mengatakan pameran ini sengaja menampilkan Peudeung On Jok sebagai tanda bahwa khazanah lama Aceh masih ada. Apalagi Utoh original Aceh tinggal satu-satunya yang membuat senjata Aceh secara manual.

Menurut Mawardi, asal senjata ini adalah dari Muammar Al Farisi. Dari Cerita Muammar Al Farisi bahwa senjata Peudeung On Jok ini adalah permintaan Cut Putri (Tuan Putri Mehran) seorang pejuang wanita tangguh yang konsen menyelamatkan situs sejarah Aceh yang terbengkalai.

"Cut Putri meminta Muammar membuat senjata pedang itu sebanyak tiga buah yakni pedang Sultan, Sultanah dan Panglima," terang Mawardi.
Kemudian, kata dia, Teungku Utoh Ishak Abdullah menyanggupi pembuatan ketiga pedang ini. Permintaan pembuatan Pedang On Jok ini cukup lama sampai bulanan sehingga siap dengan sempurna disertai pemasangan tali dari kulit.

"Pembuatan senjata juga mengikuti kearifan lokal dimulai hari ba. Lalu setiap memulai pembuatan senjata diawali dengan bismillah tak lupa juga dibacakan Fatihah," sebutnya.

Dijelaskannya, Teungku Utoh juga berdoa agar pemilik pedang diberkahi oleh Allah, senjata pedang menjadi rahmat, pedang jika hilang kembali ke pemiliknya dan semoga pedang ini juga membawa berkah dll. Pembuatan pedang ini cukup lama karena masih kental nuansa tradisional Aceh.

Ketua ALIF memuji pembuatan pedang ini, malah banyak tamu dari dalam dan luar negeri berfoto dengan Pedang On Jok ini dan mengaku pedang ini luar biasa. Peudeung On Jok dibuat dari beuso meulila (Waja).

"Teknik senjata Aceh dari dulu sangat terkenal banyak pedang Aceh di ekspor keluar Kesultanan Aceh pada era kejayaannya karena pedang Aceh dulu terkenal menggunakan besi Damaskus yang diajarkan oleh pandai besi Turki pada masa Sultan Alaidin Riayat Syah Al Kahhar (1539-1572) ketika Aceh melawan Portugis di Malaka," terangnya.
Mawardi menyebutkan, para pembuat senjata mewariskan ilmunya ke anak cucunya dan di Aceh hanya Utoh Ishak Abdullah satu-satunya yang masih tercatat sebagai Utoh Original yang bisa membuat senjata seperti era zaman lampau.

Karena itu, Ketua ALIF meminta semua pihak peduli dan terus menjaga khazanah Aceh agar tidak hilang dan membangkitkan kebesaran sejarah Aceh. Jika ada yang berkata kita harus berpikir modern maka jawablah siapa lebih modern Aceh dengan Jepang namun Jepang tidak pernah menghilangkan pedang samurainya yang malah menjadi souvenir bagi Turis. 

"Kenapa Aceh tidak menjadikan souvenir Rencong dan Peudeung On Jok sebagai souvenir yang berkelas dan berseni tinggi bagi turis yang berkunjung ke Aceh Darussalam. Kami berharap kedepan agar ada perhelatan pertandingan pembuatan pedang- pedang tradisional Aceh kembali agar kita dapat menyambung kembali koneksi antara masa lalu di dalam kekinian," demikian pinta Mawardi disampaikan kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (11/08/2018).[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini