-->








Biodigester Ciptaan FT Universitas Indonesia Sangat Menginspirasi

31 Oktober, 2018, 22.14 WIB Last Updated 2018-10-31T15:14:42Z
JAKARTA - Program Hibah Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), berhasil menghadirkan biodigester skala rumah tangga untuk peternakan kecil dan menengah. Biodigester ini telah dipasang di peternakan sapi, di wilayah Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (23/10/2018) yang lalu.

Biodigester merupakan alat yang digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas. Biogas itu sendiri merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari memasak hingga kebutuhan listrik.

Mengingat banyaknya limbah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, khususnya di daerah peternakan, maka akan sangat bermanfaat jika limbah organik tersebut diolah menjadi produk yang bernilai, seperti biogas, dengan menggunakan alat berupa biodigester.

Berdasarkan alasan inilah, Prof. Dr. Anondho Wijanarko, S.T., M.Eng dan tim mengembangkan ide tersebut, sesuai pesan elektronik kepada redaksi LintasAtjeh.com, Rabu (31/10/2018).

"Biodigester sederhana ini menjadi salah satu bentuk implementasi dari penelitian yang kami lakukan agar dapat berguna bagi masyarakat luas. Hasil dari biodigester ini adalah berupa biogas, jadi peternak dapat menghemat pengeluaran bahan bakar gas, karena diproduksi secara mandiri," ujar Prof. Anondho.

Diswbutkannya, biodigester yang telah dipasang di peternakan sapi milik Pak Ahmad Sofyan tersebut dioperasikan dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku. Dalam sehari, dengan jumlah sapi sebanyak 16 ekor, kotoran sapi yang dihasilkan dapat mencapai 400 kg/hari.

"Sebelum digunakan, kotoran sapi tersebut dicampur dengan air terlebih dahulu dengan perbandingan 1:1 untuk kemudian dimasukkan ke dalam biodigester. Di dalam biodigester, kotoran sapi dikonversi menjadi biogas melalui proses fermentasi secara anaerobik selama kurang lebih 14 hari," terangnya.

Dengan input awal sebanyak 400 kg kotoran sapi, lanjut dia, dan input harian sebanyak 20 kg kotoran sapi, maka biogas yang dapat dihasilkan mampu mencapai 1 m3/ hari. Sebagai pemilik peternakan, Pak Ahmad Sofyan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada FTUI.  

"Terima kasih banyak kepada FTUI yang memberikan biodigester ini untuk peternakan saya. Alat ini akan membantu saya dalam mengolah kotoran sapi dari peternakan," ucap Pak Ahmad Sofyan.

Kata dia, melalui energi terbarukan berupa biogas yang dapat dihasilkan menggunakan biodigester, hal ini dapat menjadi salah satu solusi permasalahan energi di masa saat ini. Telah menjadi masalah publik terkait minim dan sulitnya mencari bahan bakar. Belum lagi harga bahan bakar yang terus meroket.

"Oleh karena itu, inovasi berupa biodigester ini menjadi solusi yang bijak bagi para peternak untuk mewujudkan peternakan yang mandiri energi. Selain menghemat biaya bahan bakar, para peternak pun dapat memanfaatkan limbah atau kotoran ternak yang dihasilkan, sehingga tidak menumpuk sia-sia Inovasi pun terus dikembangkan," ungkapnya.

Kata dia lagi, biodigester yang dihasilkan oleh Prof. Anondho dan timnya dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga, seperti untuk memasak. Alat biodigester ini telah teruji secara berkala, baik dari segi keamanan dan faktor operasinya.

"Tentunya, pengembangan performa dari biodigester ini akan terus dikembangkan agar mampu beroperasi lebih baik lagi dan semakin banyak tercipta peternakan yang mandiri energi," harapnya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini