-->




Miris!! Pengerjaan Peningkatan Jalan Ruas Lewak Simeulue Asal-asalan

12 Oktober, 2018, 19.59 WIB Last Updated 2018-10-12T13:06:58Z
SIMEULUE - Ketua Forum Mahasiswa Lewak (FORMAL), Fajar Riski menilai pengerjaan peningkatan jalan ruas Lewak terkesan asal-asalan. Proyek yang mulai dilaksanakan pertengahan September itu mengundang berbagai masalah terhadap penduduk setempat. 

Seiring dengan musim penghujan, kondisi jalan yang sedang ditingkatkan sungguh memprihatinkan. Permukaan jalan yang becek dan licin serta seperti bubur itu membuat sulit untuk dilalui. Sehingga membuat akses perekonomian terkendala. Seperti kegiatan ekspor dan impor. Mobil pengangkut barang/sembako terpaksa parkir jauh dari pemukiman warga karna tidak berani mengambil resiko untuk melintasi jalan tersebut.

Akibatnya, jelas dia, pedagang kelontong dan pengusaha perikanan harus bersusah payah mengantar dan menjemput barang dagangan mereka dengan menempuh jarak ratusan meter.

"Selain itu, penduduk setempat yang ingin melaksanakan aktifitasnya, berupa kegiatan perkebunan, persawahan atau yang memiliki aktifitas di desa tetangga  maupun pusat Kota Sinabang, juga harus melintasi jalan tersebut," kata Fajar Riski.

Paling disayangkan lagi, kata dia, yaitu anak-anak sekolah dan guru baik dari TK, SD, dan MTSS harus bergulat dengan lumpur sebelum sampai di rumah sekolah masing-masing. Begitupun juga ketika hendak pulang sekolah.

"Timbulnya masalah tersebut disebabkan oleh tahapan-tahapan dalam pelaksanaan peningkatan jalan di ujung pulau Simeulue itu terkesan dipaksakan. Dengan perlengkapan seadanya, yaitu satu unit beko, pihak pekerja di minggu pertama langsung menimbun body jalan dengan tanah yang berasal dari lereng gunung," jelasnya.

Sementara itu, material utama yang digunakan untuk menimbun body jalan (quari) belum jelas asalnya dari mana. Dan truck pengangkut pun belum berada di lokasi untuk bekerja. Padahal seyogyanya tahapan yang harus dilakukan sembari menanti kejelasan quari dan truck pengangkut, pihak pekerja cukup membuat saluran air di kiri-kanan sepanjang jalan yang akan ditingkatkan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab terhadap hal ini, baik pihak pemenang proyek/pekerjaan dan pengawas peningkatan jalan yang telah diamanahkan oleh instansi terkait agar kiranya dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. 

"Meskipun Desa Lewak merupakan daerah yang terkategori terluar, terpencil dan tertinggal yang sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur, namun janganlah pekerjaan yang sedang dikerjakan dikurangi kualitas dan kuantitasnya," demikian harap Fajar Riski.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini