-->








ISAC Kecam Pembantaian 31 Warga Indonesia di Papua

05 Desember, 2018, 11.41 WIB Last Updated 2018-12-05T04:41:11Z
SOLO - Pembantaian keji terhadap 31 pekerja jembatan PT Istaka Karya dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata Papua di Yigi, Nduga, Senin (03/12/2018). 

Menyikapi kejadian itu,  melalui Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC), Endro Sudarsono, S.Pd, dalam pesan tertulisnya mencatat beberapa hal terkait pembantaian 31 warga Indonesia di Papua tersebut. 

Menurutnya, pelaku pembunuhan 31 orang warga negara Indonesia di bumi Papua adalah perbuatan kejam, sadis dan tidak manusiawi. 

"Negara tidak boleh membiarkan kelompok bersenjata yang senantiasa menteror dan membunuh warga Indonesia," ujarnya. 

Masih kata dia, kelompok bersenjata tersebut sudah mengarah kepada kelompok separatis, mengingat tuntutan mereka adalah ingin lepas dari NKRI. 

Istilah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), terang Endro, sudah tidak layak, tidak tepat ditujukan kelompok ini. Lebih tepat jika disebut kelompok separatis. 

Lanjut Endro, separatisme di Papua sudah mengancam kedaulatan NKRI maka pemerintah harus mengedepankan TNI sebagai institusi negara yang berkompeten untuk melawan separatisme dengan back up Densus 88 dari Polri, jika perlu menggalang relawan sipil untuk membantu bela negara. 

"Untuk itu, ISAC mengusulkan kepada pemerintah agar dalam menyelesaikan gangguan kamtibmas di Papua agar lebih serius. Kemudian segera mengakhiri kelompok separatisme ini, jika perlu presiden mengeluarkan Perppu," harap Endro Sudarsono, S.Pd, Rabu (05/12/2018).[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini