-->


Gantikan Tono Suratman, Mantan KaBIN Ditetapkan Sebagai Ketum KONI Pusat

03 Juli, 2019, 10.39 WIB Last Updated 2019-07-03T03:39:00Z
JAKARTA - Musornas KONI Pusat yang berlangsung, di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7) akhirnya mengantarkan Letjen TNI (Purn) Marciano Norman sebagai Ketua Umum KONI Pusat 2019-2023. Dia ditetapkan menjadi Ketua Umum KONI menggantikan Tono Suratman secara aklamasi setelah Muddai Maddang dinilai tidak memenuhi persyaratan.

Musornas yang dihadiri 66 induk organisasi olahraga PB/PP dan 34 Koni Provinsi itu sempat diwarnai aksi walkout dari pendukung Muddai Madang. Musornas pun sempat memanas karena pendukung Muddai Madang memaksakan diri untuk diloloskan sebagai calon pemilihan. Namun ambisi tersebut ditolak. Akhirnya Marciano Norman pun menjadi calon tunggal.

Marciano yang juga mantan Ketum PB TI dua periode mengatakan menerima jabatan Ketua KONI sebagai ibadah.

"Terimakasih kepada para peserta musornas untuk mempercayakan saya empat tahun kedepan bagi saya memimpin ini sebagai ibadah baik agama maupun bangsa. Tujuan saya menjadikan KONI berwibawa mandiri, profesional dan modern," kata Marciano.

Mantan Kepala BIN ini menyadari tantangan KONI Pusat kedepan tidak ringan, namun Marciano yakin dan optimis akan mampu keluar dari dari tekanan ini jika semua stekholder mau diajak bekerjasama

Lebih lanjut, mantan Pangdam Jaya ini mengajak para insan olahraga mengedepankan kepentingan atlet diatas segalanya. Sementara kepada para media dia berharap agar pemberitaan media massa lebih banyak memberitakan prestasi atlet daripada kegaduhan pengurus

"Terkait dengan kegaduhan kekisruhan beberapa cabor selama ini sebaiknya dihentikan dan di bicarakan satu meja, biarlah kepentingan ini hanya pengurus dan tidak melibatkan atlet, atlet hanya tau menang dan menang."tegasnya.

Sementara, salah satu tim pemenang Muddai Madang, Syaiful Yahum yang sekaligus sebagai Ketua Umum KONI Daerah Sumatra Barat menuding ada kejanggalan yang dilakukan Tim Penjaringan dan Penyaringan (TTP) KONI selama bertugas. Menurutnya, TPP tak pernah memberikan hasil verifikasi dan validasi kepada Muddai Madang yang dinyatakan tidak lolos administrasi.

Dengan kondisi itu, pihaknya memutuskan untuk walk out dari Musornas tersebut. "Kami dari para peserta dari tim MM (Muddai Madang), menyatakan walk out dari arena Musornas ini. Sebab saat Penyaringan oleh TPP telah melakukan pelanggaran Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT), yang memihak salah satu calon agar terpilih secara aklamasi," ucap Syaiful.

Usai Konida Sumbar menyatakan keluar dari Musornas, tim pendukung Muddai Madang lainnya juga memilih mundur yang terdiri dari 28 pendukung, termasuk Konida, dan Cabang Olaharaga (Cabor). Syaiful juga mengatakan akan melaporkan adanya kecurangan di Musornas ini kepada Pemerintah, yaitu Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Ketua harian PB Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Ganjar Razuni. Dia menilai ada kecurangan yang dilakukan TPP dalam Menyaring calon Ketum KONI Pusat periode 2019-2023 ini. Pihaknya mengklaim kegiatan Musornas ini cacat hukum. Sehingga, dia akan melaporkan kepada pemerintah.

"Perserosi sejak awal kritis TPP dalam penjaringan menetapkan calon Ketum KONI Pusat yang tidak netral. Langkah kami kepedan nanti akan melaporkan ke pemerintah karena proses ini tidak benar. Jadi pemerintah atas nama negara harus hadir untuk membenarkan ini," ujar Ganjar.[Indopos]
Komentar

Tampilkan

Terkini