-->








Perlindungan Terhadap Anak di Aceh Butuh Dukungan Semua Pihak 

04 Agustus, 2019, 20.33 WIB Last Updated 2019-08-04T13:33:34Z
ACEH BESAR – Wakil Ketua Penggerak PKK Aceh Dr. Ir. Dyah Erti Idawati MT mengatakan, perlindungan teradap anak-anak di Aceh tidak dapat hanya dilakukan oleh Pemerintah Aceh saja melainkan harus mendapat dukungan dari semua pihak. Menurut Dyah Erti, perlindungan bagi anak di Aceh masih membutuhkan perhatian yang besar, hal ini disebabkan karena masih banyaknya kasus kekerasan, ekploitasi, serta pelanggaran hukum terhadap anak.

"Untuk itu berbagai upaya mesti kita perkuat guna memberi perhatian bagi anak-anak ini, sehingga mereka dapat tumbuh sehat dan berkembang dengan baik,” kata Dyah Erti di kegitan Jambore Anak 2019 yang digelar oleh Dinas Sosial Aceh di Lapangan Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (04/09/2019). 

Namun demikian, kata Dyah, Pemerintah Aceh tentu tidak dapat bekerja sendiri untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak Aceh, dukungan dari ulama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan pegiat LSM sangatlah dibutuhkan untuk bersama-sama menghadirkan lingkungan yang ramah bagi anak.  

Dyah menjelaskan, anak-anak ini adalah calon pepemipin ke depan yang harus dilindungi, sebab jika tidak maka apa jadinya mereka ke depan. 

"Untuk itu kita juga meminta agar pelaku kekerasan mendapat hukuman seberat-beratnya biar mendapatkan jera,” katanya.

Dyah menilai, Jambore Anak yang digelar oleh Dinas Sosial Aceh ini sagat poitif karena telah mampu mengumpulkan anak-anak dari daerah-daerah berbeda, kemudian menginspirasi dan membuat mereka gembira bahagia. 

Harapannya, dengan kegembiraan ini anak-anak bisa memacu terus cita-cita mereka setinggi langit dan berupaya untuk meraihnya sehingga menjadikan anak yang hebat untuk meraih aceh yang hebat. 

Dyah menjelaskan, para ahli mengatakan jika ingin membangun masyarakat berkualitas di masa depan, maka kualitas tumbuh kembang anak di masa sekarang ini harus lebih ditingkatkan. Pendapat ini sekaligus menegaskan bahwa anak merupakan aset paling berharga yang menentukan perjalanan bangsa ke depan.

"Kegiatan Jambore Anak yang digagas oleh Dinas Sosial Aceh ini juga merupakan salah satu cara untuk memberi ruang kepada anak-anak Aceh dalam mengaktualisasikan dirinya untuk bisa berkembang menjadi anak yang cerdas dan kreatif. Saya sangat mengapresiasi diadakannya Jambore anak ini, hanya ke depan perlu ditingkatkan lagi,” tandasnya.

Sementra itu Kepala Dinas Sosial Aceh Drs Alhudri MM mengatakan, Jambore Anak ini digelar sebagai upaya untuk memberikan ruang dalam mengembangkan minat, bakat, aktualisasi diri anak-anak yang berada dalam lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan. 

"Pada kegiatan ini kita hadirkan permaian-permainan tradisional khas Aceh dengan pendalaman nilai-nilai filosofi dari permainan tersebut, serta mendesain sebuah konsep acara yang akan menumbuhkan nilai-nilai kesepakatan, kesamaan, kedisiplinan, tanggungjawab, keberanian dan saling menghargai bagi anak-anak. Dalam kegiatan jambore anak ini, anak merupakan subjek dan mempunyai peran aktif di dalamnya,” jelas Kadinsos Aceh Alhudri. 

Kegiatan yang diikuti oleh 210 anak ini berasal dari UPTD RSAN Dinas Sosial Aceh, Yayasan Media Kasih Kota Banda Aceh, Yayasn SOS Desa Taruna Aceh Besar, Yayasan Al-Ikhlas Hidayatullah Aceh Besar, Yayasan Pendidikan Islam Raudhatul Ulum Pidie, Yayasan Panti Asuhan Bustanul Aitam Pidie Jaya, Panti Asuhan Muhammadiyah Gandrapura, Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Miftahul Jannah Aceh Besar, dan Yayasan Muarrif Kota Lhokseumawe. 

Turut hadir Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh Nevi Ariani, SE, Penasehat Khusus Gubernur Aceh Bidang Sosial Fauzan Azima dan Maulana, Psikolog Anak Endang Setianingsih, M.Pd, dan seluruh para pejabat eselon III dan IV Dinas Sosial Aceh.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini