-->








Jadi Prajurit TNI, Suku Anak Dalam: Keluarga di Hutan Pasti Bangga Saya Pakai Seragam

24 Agustus, 2020, 09.21 WIB Last Updated 2020-08-24T02:21:07Z
LINTAS ATJEH | JAMBI - Kedatangan kembali ratusan prajurit Batalyon Infanteri Raider 142/Kesatria Jaya ke Jambi disambut haru dan gembira oleh keluarga tercinta masing-masing.

Baik istri dan anaknya yang ditinggal tugas selama sekitar 1 tahun dalam Operasi Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Darat Republik Indonesia-Republik Demokratik Timur Leste (RI-RDTL) Yonif Raider 142/Kesatria Jaya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun, tidak demikian dengan Prajurit Dua (Prada) Budi yang berasal dari Suku Anak Dalam (SAD). Saat sampai di Mako Yonif Rider 142/KJ di kawasan Kasang, Jambi Timur, Kota Jambi, dia tidak disambut dengan sanak keluarganya dari kawasan Aek Behan, Kejasung Besar (Bukit 12), Jambi, tapi pria lajang tersebut disambut kekasih hatinya Anisa Cintya.

Diakui pria berusia 22 tahun ini, bahwa sanak keluarganya tidak dapat menyambutnya usai pulang dari tugas negara.

"Yang menyambut saya adalah calon saya sendiri. Ya terharu dan senang pastinya. Soalnya, keluarga masih di kampung (hutan). Karena waktu, kondisi Covid-19 ini, jadi tidak bisa ikut menyambut. Tapi mereka sudah tahu saya sudah pulang tugas," ujarnya, Minggu (23/8/2020).

Budi berharap, bisa pulang kampung melihat kondisi sanak keluarganya di rimba tempat biasa mereka berkumpul.

"Insya Allah, bila dikasih izin cuti oleh pimpinan batalyon atau Korem akan segera pulang kampung, agar mereka bisa melepas rindu. Karena orang tua dan sanak lainnya berharap bisa cepat ketemu tuk melepas kangen," tuturnya.

Dia menambahkan, biasanya bila dirinya pulang ke rimba akan ada sejumlah rangkaian sambutan. "Bisanya ada tarian, pencak atau lagu-lagu dari Suku Anak Dalam untuk menyambut kedatangan saya."

"Apalagi saya pulang dengan baju dinas loreng TNI, mereka sangat bangga sekali. Kan saya orang pertama yang menjadi anggota TNI dari SAD," imbuhnya.

Diakuinya, meski jauh dari sanak keluarga dan kekasihnya, tapi suatu kebanggaan besar bisa terpilih untuk bertugas menjaga perbatasan NKRI.

“Saya merasa senang, karena suatu kebanggaan saya pribadi untuk bisa terpilih dan berangkat tugas menjaga perbatasan RI-RDTL. Terimakasih Komandan Batalyon, Danrem dan pimpinan lainnya,” ungkap Budi.

Menurutnya, ini merupakan pengalaman pertamanya bertugas untuk negara. “Ini pengalaman tugas pertama saya bang. Apa lagi, saya selalu disemangati oleh atasan-atasan saya. Makin semangat bang,” tandas anak pasangan ayah Bebayang dan ibu Bebeda ini.

Anisa Cintya (24) yang mendampingi Prada Budi terlihat tersenyum sumringah lantaran kekasih hatinya yang tidak ketemu selama sekitar 12 bulan dalam keadaan sehat tidak kurang satu hal apa pun.

"Pasti rindu lah, biasanya bersama karena tugas tidak pernah ketemu. Perasaan saat pertama datang, ya terharu, senang," ungkapnya.

"Saya yang ngantar berangkat dan saya juga yang jemputnya. Kan sanak keluarganya berada di kampung (rimba). Jadi saya lah satu-satunya harapan dia," tutur Anisa.

Danyonif Rider 142/KJ Letkol Inf Ikhsanuddin mengatakan, selama tugas di perbatasan Indonesia-Timor Leste, Prada Budi jadi seorang guru.

"Ya, selain bertugas patroli perbatasan, dia juga jadi guru. Budi mengajar wawasan kebangsaan. Dia kita siapkan mengajar anak SD disana," tukasnya.

Dia menambahkan, bahwa Budi merupakan contoh bagi sukunya agar tata hidup orang rimba yang biasa di dalam rimba bisa keluar.

"Saya berharap, nantinya ada Budi-budi lain yang bisa menjadi anggota TNI. Selain itu, mereka juga bisa mengangkat nama dan perekonomian orang rimba," harap Ikhsanuddin.

Sebelumnya, kedatangan 400 prajurit Batalyon Infanteri Raider 142/KJ disambut Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi, Danrem 042/Garuda Putih Brigjen TNI M Zulkifli, Kasat Brimob Polda Jambi, Kapolresta Jambi dan sejumlah undangan lainnya.[Okezone]
Komentar

Tampilkan

Terkini